*Terbongkarnya Skandal Penipuan Event Dakwah Dr. Zakir Naik di Indonesia: Miliaran Rupiah Raib, Panitia Terjerat Utang*
Oleh FIRNAS
*JAKARTA* – Rencana mendatangkan ulama internasional **Dr. Zakir Naik** ke Indonesia untuk serangkaian acara dakwah besar terpaksa dibatalkan. Pembatalan ini menyisakan kekecewaan mendalam dan kerugian finansial yang mencapai miliaran rupiah, akibat dugaan penipuan yang melibatkan seorang penyelenggara acara berinisial **Anang**, yang sebelumnya dipercaya penuh oleh panitia.
Kabar pembatalan ini diumumkan langsung oleh **Koh Hanny**, salah satu inisiator dan pembina Yayasan Dr. Zakir Naik Indonesia. Dalam sebuah sesi podcast yang dipenuhi emosi, Koh Hanny bersama rekan-rekannya, termasuk Bang Fauzi (yang juga menjadi korban) dan Sigit, mengungkapkan kronologi kejadian yang memilukan ini.
---
*Kronologi Penipuan dan Sosok di Balik Layar*
Awalnya, proyek dakwah Dr. Zakir Naik ini telah direncanakan sejak tahun 2024. Sosok Anang diperkenalkan dan direkomendasikan oleh seorang pengurus Yayasan Jager Naik, Ibu Sugi, yang bersaksi bahwa Anang pernah membantunya secara finansial sebesar Rp10 miliar. Rekam jejak Anang juga terlihat mengesankan, dengan klaim sukses menyelenggarakan event internasional bersama Blackpink (JISOO) dan bahkan Limin Ho. Ini membuat panitia percaya penuh, apalagi Anang datang ke pertemuan awal di masjid.
Anang ditunjuk sebagai penanggung jawab proyek dan event organizer di bawah bendera **Askara Nation**. Namun, dengan dalih masalah rekening yang dibekukan, Anang meminta Yayasan Dr. Zakir Naik untuk menjadi wadah penerima dana, menjadikan Koh Hanny sebagai ketua yayasan.
"Uangnya enggak masuk-masuk," keluh Koh Hanny. Dana operasional yang dijanjikan Anang tak kunjung cair, padahal operasional timnya sudah menggunakan uang yayasan, yang seharusnya tidak boleh diganggu gugat. Uang donasi masyarakat, yang semestinya hanya untuk *backup* dan digunakan pada hari-H acara, justru terpakai untuk tim Anang.
---
Dokumen Palsu dan Jaringan Penipuan
Titik terang kejanggalan mulai terlihat ketika Koh Hanny dan timnya mencoba mengonfirmasi kerja sama eksklusif dengan TV One yang disebut Anang. Ternyata, klaim kerja sama eksklusif tersebut **tidak benar**, dan TV One hanya berencana untuk mendukung acara.
Puncaknya adalah pada Kamis (5/6), menjelang hari-H acara (13/6). Anang menjanjikan empat stadion besar (Jakarta International Stadium, GBT Surabaya, Malang, dan Solo) sebagai *venue* utama. Namun, saat diminta bukti surat pemakaian stadion, Anang memberikan dokumen dengan kop surat JIEC, Walikota Malang, Walikota Solo, dan Walikota Surabaya. Setelah dikonfirmasi, keempat surat tersebut adalah *dokumen palsu*.
"Itu pemalsuan dokumen," tegas Koh Hanny, yang langsung melaporkan hal ini ke polisi dan melayangkan somasi ke masing-masing walikota serta pihak terkait. Anang diduga menggunakan uang hasil penipuan dari kasus lain yang melibatkan seorang **pendeta bernama Niko** atau Nicholas BLN, yang kini sedang buron karena dugaan penipuan terhadap umat Muslim di Solo, hingga menyebabkan tiga keluarga bunuh diri. Anang disebut sebagai tangan kanan pendeta Niko.
---
*Kerugian Miliaran dan Amanah Donatur*
Akibat insiden ini, Yayasan Dr. Zakir Naik Indonesia harus menanggung kerugian besar. Sisa dana yayasan yang terkumpul dari donasi masyarakat hanya sekitar Rp111 juta, jauh dari cukup untuk membiayai acara berskala internasional. Dr. Zakir Naik sendiri telah mengeluarkan uang miliaran rupiah untuk tiket 53 kru pulang-pergi dan biaya *overweight* bagasi seberat 1,5 ton.
Koh Hanny secara terbuka menyampaikan permohonan maaf sebesar-besarnya kepada seluruh umat Muslim dan Dr. Zakir Naik, mengakui bahwa dirinya dan tim telah tertipu. Ia juga mengumumkan bahwa **seluruh donasi yang masuk ke rekening Yayasan Dr. Zakir Naik akan dikembalikan 100%** karena acara tidak jadi terlaksana. Donatur diminta menghubungi nomor admin Yayasan (0881999998) dan mengirimkan bukti transfer untuk proses pengembalian dana.
"Silakan tuntut yayasan kami, tuntut pengurusnya bahwa mereka menggalang dana tapi uangnya terpakai belum dikembalikan dan acaranya tidak direalisasi," kata Koh Hanny, menunjukkan kesiapannya menghadapi konsekuensi hukum. Ia bahkan secara pribadi terjerat utang miliaran rupiah untuk membayar biaya produksi sajadah yang telah dipesan untuk acara.
---
*Kisah Pilu Korban Lain: Bang Fauzi*
Tak hanya Koh Hanny, **Bang Fauzi**, seorang *event organizer* profesional yang sebelumnya bekerja sama dengan Anang di bawah bendera Askara Nation, juga menjadi korban. Fauzi menjelaskan bahwa Askara Nation sebenarnya adalah miliknya, sementara Anang berkedudukan sebagai investor. Ia selalu mencari investor untuk proyek-proyek besar, dan Anang adalah salah satunya.
Fauzi, seorang penggemar Dr. Zakir Naik sejak lama, melihat proyek dakwah ini sebagai kehormatan dan pahala. "Kalau misalkan bisa Mas [Anang], ya enggak apa-apa. Saya bilang gitu. Saya soalnya enggak ada koneksi," ujarnya, merujuk pada koneksinya untuk dapat bekerja sama dengan Dr. Zakir Naik.
Namun, Anang selalu menunda pencairan dana operasional. Ketika panitia pertama kali bertemu di Masjid Asyidik Cikeas dan Anang ditunjuk sebagai ketua yayasan, Fauzi baru mengetahui peran baru Anang. Meskipun telah mempersiapkan *deck presentasi* dan perhitungan biaya (yang diperkirakan mencapai Rp30 miliar, belum termasuk biaya tiket dan *overweight* tim Dr. Zakir Naik), pekerjaan mereka tak kunjung berjalan karena dana yang tak kunjung turun dari Anang.
---
*Pencarian Keadilan dan Pelajaran Berharga*
Hingga kini, Anang tidak dapat dihubungi. Ia diduga melarikan diri, namun telah meninggalkan surat pengakuan tertulis mengenai kesalahannya. Laporan polisi telah dilayangkan, dan mutasi rekening yayasan telah diserahkan kepada pihak berwajib untuk diaudit.
Kisah pembatalan acara Dr. Zakir Naik ini menjadi pelajaran pahit tentang pentingnya kehati-hatian dalam menjalin kerja sama, terutama dengan individu yang memiliki rekam jejak kurang jelas. Ini juga menyoroti kerentanan masyarakat dan lembaga dalam menghadapi praktik penipuan yang memanfaatkan nama besar tokoh agama dan kepercayaan.
Bagaimana kelanjutan kasus ini dan mampukah panitia memulihkan nama baik serta mengembalikan seluruh dana donasi kepada masyarakat? Waktu akan menjawab.
Sumber:
https://youtu.be/oR84XK6Cmwo?si=2aDHzvyD3i4vLzUS
No comments:
Post a Comment