Monday, June 16, 2025

Aktivis Global March to Gaza Laporkan Kekerasan dan Deportasi di Mesir

*Aktivis "Global March to Gaza" Laporkan Kekerasan dan Deportasi di Mesir*

Oleh FIRNAS

*KAIRO, MESIR* – Puluhan aktivis dari berbagai negara yang berpartisipasi dalam inisiatif "Global March to Gaza" melaporkan insiden kekerasan dan penangkapan oleh pihak berwenang Mesir pada Jumat, 13 Juni 2025. Para aktivis, yang berniat berjalan kaki dari Al-Arish ke Gaza untuk meningkatkan kesadaran publik tentang genosida dan menekan pemerintah internasional, menghadapi perlakuan keras meskipun mereka mengklaim melakukan protes secara damai.

Kumar Miger  (Komaromy Gergely) , seorang Yahudi Hongaria yang tinggal di Portugal, dan Mahv (Mahiaz) dari delegasi Kanada, adalah di antara para aktivis yang terbang ke Kairo. Mereka tiba pada dini hari 13 Juni dengan tiga aktivis lainnya dan berusaha mencapai Ismailiyah, titik awal yang direncanakan untuk pawai. Namun, taksi mereka dihentikan di pos pemeriksaan kedua, tempat semua warga negara asing dilarang lewat.

---

*Pengepungan dan Serangan Brutal*

Ratusan aktivis dari seluruh dunia berkumpul di pos pemeriksaan tersebut. Pada malam hari, pihak berwenang berusaha membubarkan mereka. Menurut para aktivis, setelah matahari terbenam, *puluhan preman berpakaian sipil mulai menyerang mereka secara brutal*, meskipun mereka sama sekali tidak melakukan perlawanan.

"Saya menyarankan agar semua orang duduk, dan sebagian besar dari kami hanya duduk, berbicara, bernyanyi, dan meneriakkan yel-yel," kata Miger. "Meskipun demikian, para preman mulai menyerang kami dengan sangat agresif dan brutal, memukuli orang-orang dan memaksa mereka masuk ke bus."

Mahv menambahkan bahwa upaya mereka untuk menarik perhatian publik, baik dari pemerintah maupun masyarakat umum, disambut dengan permusuhan dari pemerintah Mesir. Mereka bahkan tidak bisa mendekati Al-Arish, dan beberapa aktivis dilaporkan ditangkap serta dianiaya dalam perjalanan menuju Ismailiyah. Polisi dengan perlengkapan anti huru hara siaga di sekitar mereka.

---

*Penangkapan, Pemukulan, dan Deportasi Massal*

Setelah berjam-jam perlawanan damai, sebagian besar aktivis akhirnya meninggalkan lokasi secara sukarela atau dipaksa masuk ke bus. Miger menyaksikan banyak orang dipukuli dengan parah. Ia termasuk salah satu yang terakhir pergi bersama sekelompok kecil warga Palestina.

Saat berjalan menuju bus, salah satu pemimpin preman menyerang Miger. "Saya sama sekali tidak melawan," ujarnya, "tapi dia menyerang saya, mulai memukuli saya dengan serius. Yang lain ikut bergabung juga, preman dan polisi." Ponsel Miger disita, dan ia dipaksa masuk ke mobil van polisi bersama 14 orang lainnya, dan diduga banyak lagi di van berbeda.

Paspor dan ponsel mereka disita. Namun, ketika polisi menyadari salah satu dari mereka adalah warga negara AS, orang tersebut segera dibebaskan. Sisanya, pria-pria dari Maroko, Tunisia, Yordania, Prancis, Finlandia, Italia, Hongaria, dan berbagai tempat lain, dibawa ke kantor polisi yang jauh dan menghabiskan malam di sel tahanan.

Pada pagi harinya, mereka diborgol dan dibawa ke Bandara Kairo, lalu dideportasi. Salah satu aktivis dari Finlandia dipukuli begitu parah sebelum penangkapan hingga diduga mengalami **patah tulang rusuk**. Aktivis lainnya hanya mengalami memar tanpa cedera jangka panjang.

---

*Misi Berlanjut: Perlawanan Terhadap Penindasan*

Meskipun tidak mencapai tujuan awal mereka untuk mencapai Gaza, para aktivis menyatakan kebanggaan karena berhasil berbicara dengan media internasional dan melaporkan apa yang terjadi di Gaza. Mereka menegaskan bahwa ekspedisi ini tidak sia-sia.

"Sebaliknya, saya pikir kita baru memulai," kata Miger. "Ini akan menjadi salah satu dari banyak inisiatif semacam ini dan mari kita terus berjuang."

Mereka berhasil mendapatkan kembali semua barang pribadi, uang, dan ponsel sebelum deportasi, kecuali kamera aktivis Finlandia yang hilang karena dicuri oleh polisi.

"Saya tidak tahu apa yang terjadi di Mesir sekarang," ungkap Miger. "Kami jelas dilarang masuk kembali ke Mesir untuk beberapa waktu."

Miger mengakhiri pernyataannya dengan pesan inspiratif: "Yang saya tahu adalah bahwa masyarakat dunia sedang bangkit. Jadi, mari kita terinspirasi. Mari kita saling menginspirasi, mengorganisir, memobilisasi, dan bangkit bersama agar kita bisa menyingkirkan belenggu imperialisme, kolonialisme, Zionisme, rasisme, segala bentuk penindasan dan ketidakadilan, serta menciptakan dunia yang lebih baik untuk semua anak-anak di dunia. Kebebasan dan keadilan untuk semua."

https://youtu.be/PHNLQHrGiWw?si=vroyivtdBNSXWsEl

No comments: