Penulis: Firnas
Jum'at, 27 Juni 2025
BEKASI – Sebuah perbincangan mendalam digelar di Kota Bekasi, mengungkap fenomena penerbitan *Al-Furqanul Haq*, sebuah kitab yang diklaim sebagai Al-Qur'an tandingan. Dialog ini dipandu oleh *Ustadz Ipung Atria* dan menghadirkan narasumber utama, *K.H. Abu Didat*, seorang kristolog legendaris. Keduanya secara lugas membedah isi kitab kontroversial tersebut dan memberikan peringatan keras kepada umat Islam.
---
*Al-Furqanul Haq: Manipulasi Ayat Suci dengan Konsep Trinitas*
Ustadz Ipung Atria memulai dengan memperkenalkan kitab yang ia sebut sebagai "Al-Qur'an tandingan" karya seorang pendeta bernama *Anis Soros*. Kitab ini, yang diterbitkan dengan nama *Al-Furqanul Haq* (The True Furqan), terdiri dari 77 surah dengan nama-nama yang mirip Al-Qur'an, seperti An-Nur, As-Salam, dan Al-Maidah, tetapi juga nama-nama aneh seperti surah "Azzina" (perzinahan) dan "Azzawaj" (pernikahan).
"Ini ngawur," ujar Ustadz Ipung. Ia mencontohkan surah Al-Basmalah yang memelintir lafaz *Bismillahirrahmanirrahim* menjadi kalimat yang mengandung konsep trinitas: "Bismi al-ab alkalimah ar-ruh al-ilah al-wahid al-auhad" (Dengan nama Bapa, Firman, dan Roh Kudus, Tuhan Yang Esa dan Tunggal).
Modifikasi yang paling mencolok terjadi pada surah yang meniru Al-Ikhlas. Ayat *Lam yalid wa lam yulad* (Dia tidak beranak dan tidak diperanakkan) diubah untuk memasukkan narasi "firman yang tidak dilahirkan kecuali melalui perawan" dan "roh yang tak terpisahkan dari trinitas."
K.H. Abu Didat menambahkan bahwa munculnya kitab ini justru membuktikan kebenaran firman Allah dalam *Surah Al-Baqarah ayat 79* tentang orang-orang yang menulis kitab dengan tangan mereka sendiri dan mengklaimnya berasal dari Tuhan.
"Ini terbukti. Soros yang bikin kitab itu, enggak mungkin hafal," kata K.H. Abu Didat, menantang para penulis kitab tandingan untuk menghafal tulisan mereka sendiri.
---
*Gagal Menandingi Keagungan Al-Qur'an*
Kedua pembicara sepakat bahwa upaya untuk menandingi Al-Qur'an ini gagal total dari sisi sastra maupun irama. Ustadz Ipung menyoroti bahwa kitab ini tidak memiliki keindahan puitis (*sajak*) dan irama yang konsisten seperti Al-Qur'an, sehingga sulit dihafal. K.H. Abu Didat membandingkan bacaan kitab tersebut yang terdengar "tidak enak didengar" dengan Al-Qur'an yang memiliki irama nan indah.
"Sangat rendah sekali karena bukan firman (Tuhan)," kata K.H. Abu Didat.
Ia juga menyinggung upaya sejenis oleh aliran Ahmadiyah yang memiliki kitab suci bernama *Tazkirah*, yang akan dibahas dalam dialog berikutnya. K.H. Abu Didat menekankan bahwa keotentikan Al-Qur'an dijamin oleh Allah sendiri, seperti yang termaktub dalam *Surah Al-Hijr ayat 9*, dan dibuktikan dengan banyaknya Muslim yang hafal 30 juz Al-Qur'an, termasuk anak-anak dan tunanetra.
---
*Strategi Merusak Islam dari Dalam*
Lebih dari sekadar menandingi, Ustadz Ipung menilai bahwa penerbitan kitab ini adalah bagian dari "perang pemikiran" (*ghazwul fikr*) yang bertujuan untuk merusak Islam dari dalam.
"Tujuannya supaya orang Islam ragu terhadap Qurannya," jelasnya.
Namun, ia juga memberikan contoh hikmah di balik tuduhan dan fitnah terhadap Islam. Ia menyebutkan kisah Pastor Terry Jones yang menyerukan pembakaran Al-Qur'an, yang justru memicu rasa penasaran orang-orang dan mendorong mereka untuk mempelajari Al-Qur'an, hingga akhirnya banyak yang masuk Islam.
K.H. Abu Didat menguatkan, "Walaupun mushafnya dibakar di seluruh dunia, tidak akan hilang dari dada-dada kaum muslimin."
Perbincangan ini ditutup dengan ajakan kepada umat Islam untuk meningkatkan keimanan dan kewaspadaan terhadap berbagai upaya pemurtadan yang semakin canggih, sambil terus menggali ilmu untuk membentengi akidah.(*)
https://youtu.be/hwuz6wUZ4P0?si=S91OQA5Pdh6uey28
------
No comments:
Post a Comment