Saturday, June 07, 2025

Kontroversi "Epic City": Kekhawatiran Hukum Syariah dan Realitas Kemanusiaan

Kontroversi "Epic City": Kekhawatiran Hukum Syariah dan Realitas Kemanusiaan

Oleh FIRNAS

DALLAS, AS – Sebuah konsep pembangunan kota baru bernama "Epic City" di sebelah utara Dallas yang direncanakan akan diatur oleh hukum Syariah, telah memicu perdebatan sengit dan kekhawatiran di kalangan masyarakat Amerika. Kekhawatiran ini, yang diekspresikan secara blak-blakan oleh salah satu pembicara dalam video, didasari pada persepsi negatif terhadap hukum Syariah dan dampaknya terhadap kebebasan, khususnya bagi wanita.

Narasi Kekhawatiran: Hukum Syariah sebagai Penindasan?

Pembicara utama dalam video tersebut mengklaim bahwa hukum Syariah di Timur Tengah telah menyebabkan "penindasan dan depresi total," di mana wanita tidak diizinkan keluar rumah, bekerja, berbelanja sendirian, atau memiliki uang. Ia bahkan menghubungkan hukum Syariah dengan tindakan kekerasan seperti pemenggalan kepala dan pembatasan hak-hak perempuan, termasuk anak perempuan. 

"Jika Anda tahu apa pun tentang hukum Syariah, kita semua seharusnya sangat, sangat marah dan sangat takut dengan apa rencana mereka di sini di Amerika," ujarnya, menduga bahwa hukum-hukum tersebut akan dipaksakan kepada warga Amerika di sekitar "Epic City."

Lebih jauh, ia menyuarakan desas-desus teologis yang menyebutkan bahwa Antikristus akan muncul dari keyakinan Muslim dan berasal dari Timur Tengah. Ia menyatakan bahwa "satu-satunya agama yang memiliki semangat penindasan ekstrem adalah Islam."

Suara Perlawanan: Muslimah Adalah Benteng Kebebasan dan Perlindungan

Namun, narasi yang penuh ketakutan ini dibantah keras oleh seorang wanita Muslim. Ia mempertanyakan bagaimana dirinya bisa dianggap tertindas. "Sebagai wanita Muslim, saya merasa kami memiliki lebih banyak kebebasan," tegasnya. 

Ia mengingatkan bahwa dalam sejarah Islam, wanita memiliki peran sentral, seperti istri Nabi Muhammad SAW yang menjadi penolong utama, dan seorang wanita yang pertama kali mendirikan universitas. 

"Dalam Islam, wanita sangat dilindungi. Jika kami tidak dihormati, itu adalah masalah besar," tambahnya, menegaskan bahwa ia sama sekali tidak merasa tertindas.

"Epic City" dalam Aksi Kemanusiaan: Realitas Berbeda dari Ketakutan

Video ini kemudian secara dramatis beralih menunjukkan sisi lain dari komunitas Muslim yang terkait dengan "Epic City" – sebuah sisi yang berfokus pada aksi kemanusiaan yang masif. Klip-klip yang ditampilkan menunjukkan bagaimana kelompok Muslim ini, melalui inisiatif seperti "Epic City," telah memberikan bantuan nyata kepada masyarakat, terutama saat terjadi krisis.

Seorang narator menceritakan pengalamannya ketika cuaca buruk melanda Dallas dan ia membutuhkan selimut. Ia menghubungi seorang pria bernama Samir dari Epic, yang kemudian secara mengejutkan mengirimkan tiga truk boks penuh selimut, bukan hanya satu kotak. "Hubungan yang kami miliki dengan Epic sangat epik," ujarnya, memuji kesiapan Epic dalam membantu tanpa diminta.

Video ini juga menampilkan program-program kemanusiaan lainnya dari Epic:

PCC Lioness & Annual Blanket Drive: 

Mendistribusikan selimut, sarung tangan, dan topi kupluk kepada tunawisma selama musim dingin yang keras.

Epic Meals on Wheels: 
Menyediakan makanan panas yang baru disiapkan langsung kepada tunawisma di jalanan dan penampungan, dengan tujuan mengembalikan martabat dan harapan.

Epic Mobile Medical Clinic: 
Klinik bergerak canggih yang membawa layanan kesehatan berkualitas langsung ke komunitas yang memiliki akses terbatas, memastikan tidak ada yang tertinggal dalam layanan medis.

Seorang perwakilan dari PAL (Police Athletic League) juga mengungkapkan rasa terima kasihnya atas peran integral Epic dalam membantu keluarga dan masyarakat, memuji fasilitas dan tenaga medis yang luar biasa.

Kontras Narasi: Antara Ketakutan Ideologis dan Bukti Empiris

Video ini secara jelas menyajikan dua narasi yang kontras. Di satu sisi, ada ketakutan yang mendalam terhadap implementasi hukum Syariah, yang digambarkan sebagai penindasan dan ancaman terhadap nilai-nilai Amerika. Narasi ini didasarkan pada interpretasi tertentu terhadap praktik di Timur Tengah dan desas-desus teologis.

Di sisi lain, video ini menyajikan bukti empiris dari tindakan kemanusiaan yang dilakukan oleh komunitas Muslim yang sama, yang secara aktif memberikan bantuan vital kepada masyarakat yang membutuhkan di Dallas. 

Aksi-aksi ini, yang mencakup penyediaan selimut, makanan, dan layanan medis gratis, secara efektif melawan stigma penindasan dan justru menampilkan wajah Islam yang penuh kasih, empati, dan kontributif terhadap kesejahteraan sosial. 

Video ini menantang penonton untuk melihat melampaui stereotip dan mempertimbangkan dampak nyata dari tindakan suatu komunitas. (*)

Sumber:
https://youtu.be/Fq1iViJwuBY?si=UQpvVyqfJsFnvnbP
---
Pasuruan, Sabtu 7 Juni 2025

No comments: