Monday, June 23, 2025

Investigasi Podcast 9: Menguak Jerat Judi Online, Dari Bandar Hingga Jaringan Perlindungan

Oleh FIRNAS

*JAKARTA* – Industri judi online yang menjamur di Indonesia diungkap secara gamblang oleh seorang mantan bandar judi online. Dalam sebuah investigasi khusus Podcast 9, narasumber yang identitasnya disamarkan sebagai Joe Budi, membeberkan struktur operasional, aliran dana, hingga dugaan keterlibatan oknum dalam lingkaran perlindungan judi online. Pengakuannya mengejutkan, menyebut omset miliaran Rupiah per bulan dan sistem curang yang memastikan pemain tidak akan pernah menang dalam jangka panjang.

---

*Struktur Operasional dan Jaringan Pendapatan*

Joe Budi menjelaskan bahwa judi online beroperasi dalam tiga tingkatan hierarki:

* **Konsorsium (Tingkat 1):** Ini adalah "perusahaan pusat" atau otak dari seluruh operasi. Mereka bertanggung jawab menciptakan, mengoperasikan, dan bahkan melindungi para pelaku judi online, termasuk bandar di tingkat bawah. Mereka juga menjadi mediator jika ada masalah antar-bandar.

* **Pemegang Waralaba (Tingkat 2):** Kelompok ini berperan menjual situs-situs judi online kepada publik dan menjadi penghubung antara Konsorsium dengan bandar tingkat 3.

* **Bandar (Tingkat 3):** Posisi ini diisi oleh Joe Budi. Mereka membeli situs web dari Tingkat 2 dan mengoperasikan langsung berbagai produk judi digital seperti judi bola, slot, dan permainan meja. Merekalah yang menerima deposit uang dari para pemain.

Joe Budi sendiri mengelola tiga situs web dari tiga apartemen sewaan di Jakarta Utara, dengan sekitar 60 karyawan. Karyawan dibagi menjadi tim pemasaran yang menyebarkan tautan situs melalui WhatsApp menggunakan puluhan *handphone*, dan tim layanan pelanggan yang mengelola data keuangan dan menyelesaikan masalah pemain.

Omsetnya tidak main-main. Joe Budi mengaku rata-rata meraup minimal Rp500 juta per minggu, atau sekitar Rp2 miliar per bulan. Ia memperkirakan, di zamannya, ada sekitar 10.000 bandar tingkat 3 di Jakarta dengan omset serupa, menyumbang total hampir **Rp20 triliun** per bulan. Dari omset ini, bandar tingkat 3 menyetorkan 40-47% kepada pemegang waralaba (Tingkat 2) sebagai biaya aplikasi dan "proteksi." Selain itu, ada biaya bulanan sekitar Rp25 juta per lokasi untuk perlindungan langsung dari razia.

---

*Sistem Curang dan Kekalahan Pemain*

Secara mengejutkan, Joe Budi menyatakan bahwa *pemain judi online tidak mungkin menang dalam jangka panjang.* Menurutnya, di tahun kedua operasinya, ada pembaruan aplikasi yang memungkinkan kemenangan pemain diatur. Pemain baru mungkin diberi kemenangan maksimal tiga kali di awal untuk memancing mereka agar terus bermain. Namun, setelah itu, *sistem akan melacak alamat IP, nomor rekening, nomor HP, dan IMEI perangkat, memastikan pemain akan terus-menerus kalah. Bahkan "pemain paus" dengan deposit miliaran Rupiah pun tidak luput dari sistem ini.*

---

*Jaringan Perlindungan dan Dugaan Keterlibatan Oknum*

Aspek paling kontroversial dari pengakuan Joe Budi adalah klaimnya tentang jaringan perlindungan yang melibatkan oknum aparat dan pejabat:

* **Konsorsium dan Cyber Crime:** Joe Budi menyatakan bahwa Konsorsium bekerja sama dengan Cyber Crime untuk mengamankan nama-nama bandar. "Nama kita memang terlis di Cyber Crime," katanya.

* **Dugaan Perlindungan Kominfo:** Pada masanya, terutama hingga tahun 2022, Joe Budi menyebut oknum di Kominfo (saat itu masih bernama Kominfo) melindungi situs-situs judi online. Razia disebutnya sebagai "formalitas" dan operator diberitahu untuk membeli hosting baru yang murah (sekitar Rp200.000) untuk segera mengaktifkan kembali situs yang diblokir.

* **Keterlibatan Ferdy Sambo:** Joe Budi mengonfirmasi bahwa bagan ICW yang beredar tentang nama-nama yang terlibat dalam perlindungan judi online, termasuk Ferdy Sambo, adalah "nyata." Ia menyebut Sambo sebagai "bendahara" konsorsium yang bertugas mengumpulkan uang dari konsorsium dan menyebarkannya kepada atasan-atasannya serta untuk melobi para politikus.

* **Lokasi Server di Luar Negeri:** Server utama judi online ini berlokasi di luar Indonesia, awalnya di Kamboja dan kemudian banyak beralih ke Eropa Timur (Rumania). Hal ini memungkinkan situs-situs tersebut untuk dengan cepat beroperasi kembali meskipun diblokir di Indonesia.

Joe Budi mengaku memiliki pengetahuan langsung tentang operasi Konsorsium karena pernah terlibat di dalamnya dan memiliki anggota keluarga yang juga berada di sana. Ia bahkan pernah mengalami ancaman pembunuhan dari sesama bandar karena persaingan, namun diselesaikan oleh mediasi dari Konsorsium.

Pengakuan ini membuka tabir gelap dunia judi online di Indonesia, mengisyaratkan skala yang masif, sistem yang tidak adil bagi pemain, dan dugaan jaringan perlindungan yang kompleks.(*)

Sumber:

https://youtu.be/uHIjTLqruqs?si=MskjiNvLai9AONGY

___

No comments: