SURABAYA, Indonesia –
Waktu dulu, mereka dikenal sebagai pasukan Jagat Maya, tukang nyebar gambar “Gemoy” Prabowo sampai bikin emak-emak baper dan netizen baperan dan Tukang Take Down Akun dan Posting yang menyebarkan berita bohong, ujaran kebencian dan hasut. Tapi sekarang? Pasukan 08 sudah naik pangkat: dari “pasukan siber” jadi “pasukan sabar”—karena tugasnya makin berat, bukan cuma bikin viral, tapi jadi mata dan telinga Presiden Prabowo.
Ya, sampeyan gak salah dengar, mata dan telinga. Kalau mulutnya? Ya tetep, disensor sendiri. Soalnya mulut rakyat itu kalau gak dikontrol bisa berubah jadi speaker toa masjid: keras, jujur, tapi kadang bikin kaget.
Transformasi 08: Dari Jempol ke Jalan
Penasehat Pasukan 08 Jawa Timur, Rachmad Subowo, bilang begini sambil nyeruput kopi sachet:
“Dulu kami bikin resah akun akun penyebar berita bohong dan ujaran kebencian, sekarang kami bikin mekanisme pengawasan. Kami bukan cuma relawan, tapi relawan yang tetap ‘on’ walau pilpres udah kelar.”
Weh, luar biasa. Kalau relawan lain bubar begitu quick count selesai, Pasukan 08 malah ngelamar kerja sambilan jadi intermediasi negara. Istilahnya keren, ya. Cuma jangan sampai besok berubah jadi “intel rasa relawan”, lho. Beda tipis.
Gareng Petruk: Dari Lawakan Jadi Lembaga Serius
Nah, ini yang bikin Petruk bangga, sedih, dan bingung sekaligus: media Gareng Petruk, yang dulunya cuma tempat ngelawak soal harga cabai dan utang negara, sekarang jadi sayap media resmi Pasukan 08.
“Kami ada kritik, tapi juga ada guyon. Ini bukan media kaleng-kaleng. Isinya lugas, aktual, kadang absurd, tapi bermakna,” ujar Rachmad Subowo Kabiro Harian Nasional Gareng Petruk Jatim , sambil mengakui ilmu medianya masih setingkat TK (Tingkat Kritis).
Dan demi memperkuat Gareng Petruk Jatim, beliau bahkan menggandeng seorang “dokter media”—tingkat dewa katanya. Cuma Petruk belum tahu, ini dokter buat media atau buat sembuhin luka digital?
LBH Bahu Prabowo: Siap Pasang Badan Secara Legal
Jangan main-main, Pasukan 08 ini bawa pengacara juga! LBH Bahu Prabowo hadir bukan buat gaya-gayaan. Ini lembaga hukum resmi yang pakai nama Prabowo (Prawiro Wibowo – Perwira yang Berwibawa)
Kalau ada kasus rakyat kecil ditindas, atau pejabat ogah turun ke sawah, Pasukan 08 tinggal panggil LBH Bahu.
“Datangi, advokasi, dan… selfie sekalian,” kata Petruk sambil bercanda.
Tapi ingat, hukum itu sakral. Jangan sampai jadi alat politik atau jurus ngeles elite. Karena rakyat sekarang melek hukum, melek harga BBM, dan melek cicilan.
Kantor Baru, Semangat Baru, Tapi Jangan Lupa Ngopi
Rencananya, markas Pasukan 08 Jatim, bahu Prabowo dan media center Gareng Petruk bakal dipindah ke tengah kota Surabaya. Dari sebelumnya di Bypass Juanda—yang katanya lebih cocok buat kantor ekspedisi.
Kata Subowo, sekretariat barunya bakal jadi rumah bersama buat Pasukan 08, Gareng Petruk, dan LBH Bahu.
Model gotong royong ala relawan.
Petruk cuma ingetin, “Kalau sekretariat jadi tempat nongkrong elit, bukan rakyat, ya itu bukan sekretariat, tapi showroom kekuasaan.”
Catatan dari Gareng: Jangan Mabuk Kekuasaan, Lupa Jalan Pulang
Pasukan 08 adalah contoh relawan yang naik level, dari dunia maya ke dunia nyata. Tapi level tinggi itu juga datang dengan ujian:
Apakah akan tetap kritis, atau berubah jadi penjaga pager istana?
Apakah akan tetap pro-rakyat, atau jadi perisai elite?
Dan Gareng Petruk?
Tetap akan menulis.
Tetap akan mengkritik, meski kadang pakai gaya guyon.
Karena seperti kata mbah Petruk:
“Kritik tanpa humor adalah peluru. Tapi kritik dengan tawa? Itu martil emas buat bangun negeri.”
Selamat bertugas, Pasukan 08.
Mata dan telinga boleh tajam.
Tapi hati harus tetap lunak.
Karena rakyat itu bukan objek kekuasaan, tapi alasan kenapa kekuasaan itu ada.
Gareng Petruk pamit dulu.
Besok katanya ada acara ngopi bareng tukang becak—mereka juga mau jadi relawan, tapi relawan yang rela jalan kaki demi keadilan.
Info lengkap bisa ditengok di: www.pasukan08.com
Atau cari di medsos: yang logonya putih-putih, bukan yang putih abu-abu kayak mantan.
https://garengpetruk.com/pasukan-08-gareng-petruk-dari-pejuang-jagat-maya-jadi-mata-dan-telinga-istana/
__
No comments:
Post a Comment