Kabupaten Pasuruan terus memperkaya khazanah pariwisatanya dengan penambahan dua desa wisata baru tahun ini. Dua desa tersebut adalah Desa Karangsono di Kecamatan Wonorejo dan Desa Ngadiwono di Kecamatan Tosari, menambah daftar panjang desa wisata di Pasuruan menjadi 17 destinasi.
Kedua desa ini menawarkan pesona wisata yang berbeda. *Desa Karangsono* memikat dengan destinasi wisata alam buatan "Alun-alun Karangsono" yang dilengkapi beragam daya tarik, seperti spot foto Instagramable, kolam renang, kebun pisang Cavendish, hingga kebun hidroponik.
Sementara itu, *Desa Ngadiwono* menampilkan keindahan alam pegunungan Bromo dengan hamparan kebun yang asri dan rumah-rumah penduduk yang masih mempertahankan kearifan lokal.
Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Pasuruan, Agus Hari Wibawa, melalui Kepala Bidang Destinasi dan Industri Pariwisata, Nusantoro, menjelaskan bahwa Desa Karangsono telah resmi menyandang status desa wisata dengan diterimanya Surat Keputusan (SK) penetapan dari Pemerintah Daerah. SK tersebut secara simbolis diserahkan oleh Wakil Bupati Pasuruan, Shobih Asrori, kepada Kepala Desa Karangsono, M. Imron Raden Wijoyo, dalam gelaran Festival Pesta Rakyat Desa Wisata pada Minggu (25/5/2025) lalu.
"Untuk Desa Karangsono sudah menerima SK Penetapan Desa Wisata. Sedangkan untuk Desa Ngadiwono masih dalam proses," terang Nusantoro pada Senin (9/6/2025).
Nusantoro menambahkan, penetapan desa wisata memerlukan beberapa syarat krusial, meliputi potensi wisata yang memadai, ketersediaan sumber daya manusia (SDM) yang mendukung, serta kesiapan masyarakat dalam mengembangkan sektor pariwisata. Selain itu, perencanaan yang matang, dukungan pemerintah daerah, dan kesesuaian dengan rencana tata ruang wilayah juga menjadi faktor penentu.
"Semua persyaratan telah dipenuhi oleh Desa Karangsono dan Ngadiwono," tegas Nusantoro.
Dengan bertambahnya dua desa ini, kini total ada 17 desa wisata yang tersebar di berbagai kecamatan di Kabupaten Pasuruan, termasuk Tutur, Bangil, Purwosari, Pohjentrek, Purwodadi, Prigen, Tosari, dan Gempol.
Nusantoro berharap penambahan desa wisata ini akan terus memicu geliat positif di desa-desa lain untuk mengembangkan potensi pariwisata mereka.
"Jika semakin banyak, tentu akan semakin bagus, karena dampaknya adalah peningkatan jumlah kunjungan wisatawan ke Kabupaten Pasuruan," harapnya.
*Alun-alun Karangsono: Dari Lapangan Sepak Bola Menjadi Destinasi Wisata*
Sementara itu, Kepala Desa Karangsono, M. Imron Raden Wijoyo, mengungkapkan bahwa cikal bakal desanya menjadi desa wisata dimulai pada tahun 2020.
"Dari yang awalnya hanya tempat untuk spot-spot foto, ternyata pengunjungnya banyak. Akhirnya, kami bersama perangkat desa semangat membangun Desa Wisata pada tahun 2021," jelas Imron.
Desa wisata ini berdiri di atas lahan desa seluas 8.000 meter persegi, yang dulunya merupakan lapangan sepak bola. Kini, area tersebut telah disulap menjadi ruang terbuka hijau dengan beragam wahana menarik. Pengunjung dapat menikmati spot foto Instagramable, berenang di kolam renang dengan tiket masuk terjangkau (Rp5.000 pada hari biasa dan Rp10.000 saat akhir pekan), serta menjelajahi kebun pisang Cavendish dan kebun hidroponik yang sebagian besar dapat dinikmati secara gratis.
Meskipun demikian, Imron mengakui bahwa pembangunan belum sepenuhnya rampung. "Kami masih membutuhkan dukungan dari pemerintah daerah untuk melengkapi fasilitas yang ada, agar desa wisata ini bisa benar-benar maksimal dan berdampak luas bagi masyarakat," tutupnya. (*)
No comments:
Post a Comment