Friday, June 06, 2025

Dilema Membesarkan Anak Muslim di Barat dan Pentingnya Teladan

Oleh FIRNAS

Dilema Membesarkan Anak Muslim di Barat dan Pentingnya Teladan

Oleh FIRNAS

Dalam sebuah episode podcast yang mengundang perhatian, Thom J. Devilet berbincang dengan seorang ibu Muslim mengenai tantangan besar membesarkan anak-anak di dunia Barat. Diskusi ini menyentuh isu-isu krusial seputar budaya, nilai-nilai, dan pilihan hidup, terutama bagi komunitas Muslim yang berpegang teguh pada prinsip-prinsip Islam.

Sang ibu Muslim dengan tegas menyatakan bahwa budaya Barat, dengan segala godaannya seperti klub malam, industri dewasa, dan konsumsi alkohol, secara objektif tidak baik, bahkan bagi mereka yang bukan Muslim sekalipun. "Anda bahkan tidak perlu menjadi Muslim untuk melihat bahwa itu tidak baik," ujarnya. 

Ia menceritakan pengalamannya sendiri di mana tumbuh besar di Barat membuat seseorang dianggap aneh jika tidak ikut serta dalam pesta, minum-minum, atau berinteraksi bebas. Kebiasaan-kebiasaan ini, meskipun "normal" di mata masyarakat Barat, diakui sang ibu sebagai kebiasaan buruk yang pernah mempengaruhinya.

Lebih lanjut, ia menyoroti bagaimana bahkan para pengusaha dan pakar pengembangan diri Barat pun sepakat bahwa aktivitas semacam itu hanyalah "kesenangan jangka pendek" yang membuang-buang waktu dan tidak membawa kemajuan. Namun, di usia muda, penolakan terhadap gaya hidup ini seringkali memunculkan perasaan terasing dan kesepian. "Terasa sangat sepi," kenangnya.

Titik balik hadir saat ia mulai mendalami Islam. Ia menemukan komunitas di mana tidak minum alkohol atau tidak terlibat dalam pesta-pesta justru dianggap normal. Lebih dari itu, disiplin ibadah dalam Islam, seperti bangun pagi untuk salat Subuh, memberinya perspektif baru. Ia menyadari bahwa gaya hidup hedonis ala Barat tidak hanya berdampak buruk pada tingkat pribadi, tetapi juga merugikan ekonomi dan masyarakat secara keseluruhan.

Pengalaman serupa juga dialami sang ibu saat bersekolah di Inggris. Lingkungan yang mayoritas mengonsumsi alkohol membuatnya kerap dipertanyakan mengapa ia tidak ikut serta. Meskipun ada tekanan dan godaan, bahkan dari sesama Muslim yang memilih "memberontak", ia bersyukur tidak pernah terjerumus. Rasa takut akan dampak buruk menjadi benteng utamanya.

Sebagai ibu dari dua anak perempuan, ia merasakan kekhawatiran yang semakin besar di zaman sekarang. "Ini adalah masa yang cukup menakutkan," ungkapnya. Atas dasar itulah, ia bersama suaminya mendirikan sebuah komunitas Muslim untuk membantu orang tua Muslim lain membimbing anak-anak mereka agar tetap berada dalam budaya Islam.

Thom J. Devilet kemudian menanyakan pandangan sang ibu jika ia memiliki anak. Meskipun belum bisa memberikan jawaban spesifik, sang ibu menekankan bahwa mendidik anak dengan contoh, bukan hanya kata-kata, adalah kunci utama. 

"Kita harus memberikan lebih banyak konteks mengapa kita tidak minum alkohol, mengapa kita tidak berpesta," jelasnya. 

Ia juga mengakui adanya pemikiran untuk pindah ke negara mayoritas Muslim agar anak-anaknya bisa tumbuh dalam lingkungan yang menganggap nilai-nilai Islam sebagai sesuatu yang normal.

Thom J. Devilet sendiri, yang masih muda dan baru mendalami Islam, mengungkapkan bahwa memiliki keluarga dan anak adalah salah satu tujuan terbesarnya. Ia ingin serius mempersiapkan diri secara finansial, intelektual, dan spiritual sebelum menikah. Prioritasnya saat ini adalah membangun bisnis, dan kemudian akan fokus pada keluarga. Ia juga menegaskan komitmennya untuk menjaga privasi keluarga, tidak melibatkan istri atau anak-anaknya dalam konten media sosialnya.

Diskusi ini menggarisbawahi dilema yang dihadapi banyak keluarga Muslim di Barat: bagaimana menjaga identitas dan nilai-nilai agama di tengah arus budaya yang sangat berbeda. Solusi yang muncul adalah dengan memperkuat komunitas, memberikan teladan nyata, dan mempertimbangkan lingkungan yang mendukung pertumbuhan Islami bagi generasi mendatang. Sebuah renungan penting bagi orang tua dan calon orang tua di tengah kompleksitas zaman.

Sumber:
https://youtu.be/VXeNgwJjHpU?si=-1JI7oQpv5D2UyDC

--------

Pasuruan, Jum'at 6 Juni 2025
Bertepatan dengan IDUL ADHA
10 Dzulhijjah 1446

No comments: