Friday, June 20, 2025

LIU

*Baosia Liu: Sang Buronan FBI di Jantung Jaringan Penyelundupan Militer Global Iran*

Dari sebuah kantor dagang kecil di Guangdong, Tiongkok, hingga menembus jantung kekuatan militer Iran, sebuah jaringan tak terlihat mata namun terasa dampaknya dalam setiap ledakan rudal di Timur Tengah. Di tengah semua itu, ada satu nama yang kini menjadi buronan paling dicari oleh Amerika Serikat: Baosia Liu, atau dikenal juga sebagai Emily Liu. Perempuan kelahiran 10 September 1981 ini menjadi operator senyap dalam skema pengiriman teknologi militer dari Amerika Serikat menuju Iran.

Bagi FBI, Liu bukan hanya sekadar pelaku penyelundupan biasa; ia adalah bagian integral dari sebuah sistem. Jejaknya tidak langsung terlihat, ia tidak pernah membawa senjata, namun komponen yang dia suplai telah menghidupkan mesin perang. Skema yang ia jalankan terlihat sederhana, namun sangat rapi.

Sejak tahun 2007, Liu diduga kuat telah menyuplai ribuan komponen elektronik yang memiliki aplikasi ganda, yaitu dapat digunakan untuk membuat *drone*, rudal balistik, dan sistem persenjataan militer lainnya. Komponen-komponen tersebut dibeli dari eksportir sah di Amerika Serikat dengan dokumen lengkap serta alamat perusahaan di Tiongkok dan Hong Kong. Namun, yang tidak diketahui oleh para eksportir adalah identitas pengguna akhir yang sebenarnya telah dipalsukan.

Barang-barang itu tidak pernah berhenti di Tiongkok. Melalui serangkaian perusahaan cangkang dan jaringan logistik bayangan, komponen-komponen tersebut dikirim langsung ke Iran, tepatnya ke entitas-entitas yang memiliki keterkaitan erat dengan Korps Garda Revolusi Iran. Dua perusahaan secara spesifik disebut sebagai penerima barang tersebut: Shiraz Electronics Industries dan Rayan Rost Afzar. Keduanya diketahui berperan langsung dalam pengembangan sistem senjata Iran.

Beberapa dari komponen yang diselundupkan ini diduga telah digunakan dalam sistem rudal balistik dan *drone* yang kini menjadi bagian integral dari konflik yang berkecamuk antara Iran dan Israel. Lebih lanjut, senjata-senjata buatan Iran ini juga dilaporkan telah dikirim ke berbagai medan perang lain, termasuk Rusia, Sudan, hingga Yaman.

Sejak Juli 2017, nama Baosia Liu telah masuk dalam daftar sanksi OFAC SDN (Office of Foreign Assets Control's Specially Designated Nationals), sebuah badan di Departemen Keuangan Amerika Serikat yang bertanggung jawab menegakkan sanksi ekonomi dan perdagangan terhadap negara, individu, dan entitas tertentu. Bagi Amerika Serikat, Liu secara langsung telah mendukung Iran dalam mengembangkan program rudal dan pesawat tanpa awak.

Liu tidak bekerja sendirian. Ia didakwa bersama tiga orang lainnya: Li Yongxin alias Em Yung, Yu Wa alias Stifyung, dan Zong Yanlai alias Sidni Chong. Keempatnya kini berada dalam daftar paling dicari oleh FBI. Departemen Luar Negeri Amerika Serikat bahkan telah menawarkan imbalan hingga 15 juta dolar bagi siapa pun yang memberikan informasi yang mengarah pada penangkapan mereka.

Menurut FBI, Liu adalah agen pengadaan sekaligus pedagang senjata. Ia mengoperasikan berbagai perusahaan dagang, dan mampu berbicara dalam bahasa Mandarin, Kanton, serta Farsi. Ia disebut memiliki koneksi yang luas di Beijing, Teheran, Shiraz, dan Hong Kong – sebuah lintas jaringan yang sulit disentuh oleh hukum konvensional.

Dalam keterangannya, Departemen Luar Negeri Amerika Serikat secara eksplisit menyatakan bahwa teknologi buatan Amerika Serikat telah digunakan oleh Korps Garda Revolusi Iran dan Kementerian Pertahanan Iran untuk memproduksi sistem senjata bagi Iran. "Skema semacam ini adalah sumber kehidupan teknologi militer mereka, dan bagi Amerika, ini adalah pelanggaran keamanan nasional yang serius," tegas pernyataan tersebut.

Kasus ini bukan hanya soal ekspor ilegal. Ini adalah cerita tentang bagaimana satu orang, dengan kecerdikan jaringan dan niat tersembunyi, dapat menghubungkan satu negara ke negara lainnya, menyuplai komponen senyap yang hasil akhirnya meledak ribuan kilometer jauhnya, menggemakan dampak tak terlihat dari jaringan gelap global.(*)

https://youtu.be/REwiPf-Fh3E?si=-kx_dEuYsEZdSRYw

_________

No comments: