Friday, June 06, 2025

Di Tengah Peringatan Naksa, Serangan Pemukim Israel Bakar Rumah Warga Palestina di Tepi Barat

Oleh FIRNAS

Di tengah persiapan rakyat Palestina untuk memperingati Naksa, tragedi kembali menimpa mereka. Rabu, 4 Juni 2025, para pemukim ilegal Israel melancarkan serangan dan membakar rumah-rumah warga Palestina di sebuah desa di Tepi Barat yang diduduki, menambah luka baru di tengah memori pahit pengungsian dan kehilangan.

Insiden kekerasan ini terjadi ketika warga Palestina di seluruh wilayah bersiap untuk mengenang Naksa, peringatan 58 tahun pendudukan Israel atas Tepi Barat, Jalur Gaza, dan Dataran Tinggi Golan setelah Perang Enam Hari 1967. Bagi banyak warga Palestina, tanggal 5 Juni adalah hari yang merefleksikan trauma kolektif akan pengungsian massal dan hilangnya tanah air.

Sumber-sumber lokal melaporkan bahwa sekelompok pemukim Israel, yang dikenal sering melakukan provokasi di wilayah yang diduduki, menyerbu desa tersebut. Dengan dalih yang belum jelas, mereka melakukan vandalisme dan membakar beberapa rumah warga Palestina. Akibatnya, sejumlah keluarga kehilangan tempat tinggal dan harta benda mereka, menambah daftar panjang penderitaan di bawah pendudukan.

Pihak berwenang Palestina segera mengutuk tindakan tersebut, menyebutnya sebagai kejahatan perang dan pelanggaran hukum internasional. Mereka juga menuntut perlindungan internasional bagi warga sipil Palestina dari serangan pemukim yang semakin sering terjadi. Namun, kehadiran pasukan keamanan Israel di wilayah tersebut seringkali dikritik karena dianggap tidak cukup melindungi warga Palestina, atau bahkan membiarkan aksi-aksi kekerasan oleh pemukim.

Insiden pembakaran rumah ini, yang terjadi di tengah suasana peringatan Naksa, semakin mempertegas narasi penindasan dan ketidakadilan yang dirasakan rakyat Palestina. Ini bukan hanya serangan fisik, melainkan juga simbol dari upaya terus-menerus untuk menggusur dan mendelegitimasi keberadaan mereka di tanah mereka sendiri.

Masyarakat internasional didesak untuk bertindak lebih tegas dalam menekan Israel agar menghentikan kekerasan pemukim, membongkar permukiman ilegal, dan mematuhi resolusi-resolusi PBB terkait wilayah pendudukan. Tanpa tindakan konkret, siklus kekerasan dan penderitaan akan terus berlanjut, menghalangi setiap upaya menuju perdamaian yang adil dan berkelanjutan di wilayah tersebut. 

--------

Memahami Peringatan Naksa: Sebuah Memori Pengungsian dan Kehilangan

Peringatan Naksa (bahasa Arab: النكسة, an-Naksa, yang berarti "kemunduran" atau "kemunduran") adalah hari peringatan bagi rakyat Palestina untuk mengenang kekalahan Arab dalam Perang Enam Hari (Six-Day War) pada bulan Juni 1967. Perang ini mengakibatkan pendudukan Israel atas Tepi Barat, Jalur Gaza, Dataran Tinggi Golan, dan Semenanjung Sinai.

Bagi warga Palestina, Naksa bukan sekadar kekalahan militer, melainkan trauma kolektif yang mendalam karena:

*Pendudukan Wilayah:* 
Tepi Barat dan Jalur Gaza yang seharusnya menjadi bagian dari negara Palestina yang diimpikan, jatuh ke tangan Israel.

*Gelombang Pengungsian Baru:*
Ribuan warga Palestina terpaksa mengungsi dari rumah mereka di Tepi Barat dan Jalur Gaza, menjadi pengungsi di negara-negara tetangga atau di dalam wilayah pendudukan itu sendiri. Banyak di antara mereka adalah pengungsi "dua kali", setelah sebelumnya diusir dari tanah mereka pada Nakba tahun 1948.

*Perpecahan Geografis:* 
Wilayah Palestina semakin terpecah-belah dan terisolasi, menyulitkan mobilitas dan kehidupan sosial-ekonomi.

*Awal Mula Pendudukan Berkelanjutan:*
Perang 1967 menandai dimulainya pendudukan Israel yang berkepanjangan atas wilayah-wilayah Palestina, dengan pembangunan permukiman ilegal yang terus berlanjut hingga hari ini.

Peringatan Naksa biasanya ditandai dengan aksi unjuk rasa, pawai, seminar, dan acara-acara peringatan lainnya yang menyerukan diakhirinya pendudukan Israel, pengembalian hak-hak pengungsi, dan pembentukan negara Palestina yang merdeka. Ini adalah hari untuk menegaskan identitas, ketahanan, dan aspirasi politik rakyat Palestina di tengah tantangan yang terus-menerus. (*)


Ditulis bertepatan dengan IDUL ADHA 1446 H / Jum'at, 6 Juni 2025  di Pasuruan Jawa Timur

No comments: