Tuesday, July 22, 2025

Perusahaan Spyware Israel Diduga Terlibat dalam Sistem Keamanan Indonesia


Firnas
Selasa, 22 Juli 2025

Jakarta, — Investigasi lembaga internasional seperti Amnesty International dan hasil riset Citizen Lab mengungkap fakta mengejutkan: sejumlah perusahaan spyware asal Israel telah memasok teknologi pengawasan canggih ke Indonesia sejak 2017–2018. Di antara entitas yang teridentifikasi adalah NSO Group, Candiru (Saito Tech), Wintego, serta konsorsium Intellexa yang memproduksi Predator.([Amnesty International][1], [https://www.alinea.id][2], [Katadata][3], [Cloud Computing Indonesia][4])

*1. NSO Group dan Produk Pegasus*

NSO Group dikenal sebagai pengembang Pegasus, spyware dengan teknologi zero‑click. Laporan Amnesty dan Citizen Lab mengindikasikan bahwa perangkat ini bisa digunakan tanpa interaksi pengguna. Walau bukti langsung untuk Indonesia masih terbatas, NSO Group diidentifikasi sebagai bagian dari ekosistem pengawasan modern yang tersebar secara global.([https://www.alinea.id][2])

*2. Candiru (Saito Tech) Serang Aktivis dan Jurnalis*

Spyware Candiru diketahui menargetkan aktivis HAM, jurnalis, akademisi, dan oposisi politik. Citizen Lab menemukan infrastruktur Candiru aktif menyerang situs seperti indoprogress.co, yang menyamar sebagai publikasi kiri-progressif di Indonesia. Pemerintah Indonesia melalui Kominfo telah mengkonfirmasi pemantauan atas kasus ini.([Tekno Kompas][5])

*3. Intellexa Consortium — Predator One‑Click*

Produk Predator dari konsorsium Intellexa dilaporkan mulai beroperasi di Indonesia sejak akhir 2021. Domain jahat yang meniru media lokal seperti SuaraPapua.net dan Geloraku.id digunakan sebagai pintu masuk untuk infeksi malware. Infrastruktur backend Predator ditemukan berlokasi di IP Indonesia yang aktif hingga akhir 2023.([https://www.alinea.id][2])

*4. Wintego Systems — Sadap Percakapan & Internet*

Wintego menyediakan toolbox pengawasan yang mampu memantau percakapan WhatsApp terenkripsi hingga lalu lintas data online. Broker asal Singapura bernama Ataka ditengarai menjadi mitra distribusi ke Polri pada era 2017–2018, termasuk dalam proyek “The Helios Android and Tactical Web Intelligence.”([Katadata][3])

*5. Rute Impor Melalui Broker & Perusahaan Lokal*

Sebagian besar transaksi dilakukan melalui broker di Singapura dan beberapa perusahaan lokal seperti PT Radika Karya Utama dan PT Royal Cemerlang Teknologi yang merepresentasikan reseller di Indonesia. Broker ini membeli sistem pengawasan dari Q Cyber Technologies SARL—afiliasi NSO Group yang berbasis di Luxembourg.([https://www.alinea.id][2])

---

*Dampak dan Kekhawatiran Hak Asasi Manusia*

Penggunaan spyware invasif menimbulkan kekhawatiran serius terkait hak sipil dan kebebasan berpendapat. Sejak 2017–2023, Amnesty mengidentifikasi penggunaan alat pengawasan oleh Polri dan BSSN, yang digunakan berpotensi menargetkan aktivis, jurnalis, dan elemen masyarakat sipil.([CNA.id: Berita Indonesia, Asia dan Dunia][6])

Data menunjukkan bahwa negara belum memiliki regulasi pengendalian legalitas penggunaan teknologi spyware dan penyadapan canggih. Amnesty menekankan bahwa alat-alat ini telah digunakan tanpa transparansi dan tanpa mekanisme pengawasan yang memadai, memperbesar risiko intimidasi dan pelanggaran privasi.([Amnesty International][1], [Katadata][3])

---

*Tantangan Transparansi dan Regulasi*

Lingkungan penjualan spyware bersifat tertutup, kompleks, dan sering kali tidak transparan. Diagram distribusi antara perusahaan asal Israel, makelar di Singapura, dan penerima di Indonesia sangat sulit diaudit. Hal ini menyulitkan lembaga pengawasan dan publik untuk memonitor penggunaan teknologi yang berpotensi disalahgunakan.([https://www.alinea.id][2])

Meskipun Kemkominfo menyatakan telah memantau infeksi Candiru di beberapa domain, belum ada pernyataan resmi pemerintah tentang penggunaan spyware tersebut oleh institusi negara.‍ Komisi Kepolisian Nasional bahkan merencanakan pembahasan RUU Polri terkait kewenangan penyadapan—sebuah respons terhadap sorotan penggunaan alat sadap.([Tekno Kompas][5])

---

*Kesimpulan*

Temuan mengenai keterlibatan NSO Group, Candiru, Wintego, dan Intellexa dalam sistem pengawasan Indonesia mengungkap adanya ketidakjelasan dalam akuntabilitas negara terhadap teknologi penyadapan. Tanpa regulasi yang jelas dan transparansi, publik rentan kehilangan kepercayaan terhadap sistem peradilan dan keamanan.

Desakan untuk membangun kerangka legal nasional tentang penggunaan spyware dan proteksi privasi menjadi penting agar hak sipil tetap terlindungi — dan Indonesia bisa memitigasi potensi penyalahgunaan oleh aktor domestik maupun asing.

---

Sumber: 

[1]: https://www.amnesty.org/en/latest/news/2024/05/unravelling-a-murky-network-of-spyware-exports-to-indonesia/?utm_source=chatgpt.com "Global: A Web of Surveillance - Unravelling a murky network of spyware exports to Indonesia - Amnesty International Amnesty International"
[2]: https://www.alinea.id/nasional/pegasus-hingga-predator-bagaimana-alat-sadap-diselundupkan-b2k669PQD?utm_source=chatgpt.com "Pegasus hingga Predator: Bagaimana alat sadap diselundupkan"
[3]: https://katadata.co.id/berita/nasional/669f5a5028979/temuan-amnesty-international-polri-impor-alat-sadap-dari-israel-via-singapura?utm_source=chatgpt.com "Temuan Amnesty International: Polri Impor Alat Sadap dari Israel via Singapura - Nasional Katadata.co.id"
[4]: https://www.cloudcomputing.id/berita/as-tingkatkan-sanksi-pembuat-spyware?utm_source=chatgpt.com "AS Tingkatkan Sanksi ke Pembuat Spyware Intellexa Predator"
[5]: https://tekno.kompas.com/read/2021/07/19/15020057/kominfo-pantau-spyware-candiru-yang-sasar-aktivis-politisi-hingga-jurnalis?utm_source=chatgpt.com "Kominfo Pantau Spyware Candiru yang Sasar Aktivis, Politisi, hingga Jurnalis"
[6]: https://www.cna.id/indonesia/polri-amnesty-international-alat-sadap-israel-singapura-bssn-19016?utm_source=chatgpt.com "Amnesty Internasional klaim Polri beli alat sadap Israel lewat Singapura - CNA.id: Berita Indonesia, Asia dan Dunia"

https://jatimlines.id/spyware-israel-di-indonesia/

No comments: