Oleh Firnas Muttaqin
Gaza – Sebuah kisah pilu datang dari Gaza, menyoroti pengorbanan tak terhingga para tenaga medis di tengah konflik yang tak berkesudahan.Direktur Rumah Sakit Indonesia di Gaza, Dokter Marwan Al-Sultan, seorang figur yang mendedikasikan hidupnya untuk membantu sesama, gugur syahid bersama keluarganya dalam serangan yang menargetkan kediamannya.
Menurut kesaksian kerabat, Dr. Marwan, yang telah menunggu selama dua bulan untuk dapat kembali bertugas di rumah sakit guna membantu masyarakat, menjadi korban serangan rudal yang mengerikan. "Setiap sudut rumah baik-baik saja, kecuali kamarnya. Persis di kamarnya ia gugur syahid," tutur seorang anggota keluarga dengan suara tercekat, menceritakan bagaimana kamar Dr. Marwan menjadi sasaran langsung sebuah roket atau bom B-16.
Tragedi ini merenggut nyawa Dr. Marwan, istrinya, Dr. Zikra Nimer Al-Sultan, dan putri tunggal mereka, Lamis Marwan Al-Sultan. Kehilangan ini menyisakan duka mendalam dan pertanyaan besar tentang pembenaran penargetan warga sipil, khususnya mereka yang berprofesi sebagai penyedia layanan kesehatan.
"Seluruh hidupnya hanya tentang kedokteran dan perjuangan, hanya merawat orang sakit," ungkap kerabat tersebut, menekankan bahwa tidak ada pembenaran sama sekali untuk penargetan dan syahidnya Dr. Marwan. Sosoknya dikenang sebagai pribadi yang hidupnya didedikasikan untuk memberikan pelayanan kesehatan.
Peristiwa ini menjadi pengingat tragis akan bahaya yang dihadapi oleh para petugas medis dan keluarga mereka di zona konflik, di mana garis antara kombatan dan warga sipil seringkali kabur, dan nyawa tak berdosa menjadi korban. (*)
No comments:
Post a Comment