Penulis : Firnas Muttaqin
SURABAYA, JAWA TIMUR – Menginjakkan kaki ke masjid bukan sekadar memenuhi panggilan salat, melainkan sebuah gerbang menuju ampunan dosa, peningkatan derajat, dan perlindungan Ilahi. Demikian disampaikan *Ustadz Mim Saiful Hadi* dari Pesantren Al-Qur'an Nurul Falah, Surabaya, dalam kajian Kuliah Subuh yang disiarkan di Radio Suara Surabaya pada Selasa, 8 Juli 2025.
Ustadz Mim mengawali penjelasannya dengan janji Allah yang agung, yang disebut Rasulullah SAW: *"Barangsiapa yang hatinya terpaut pada masjid, maka ia akan mendapatkan perlindungan dari Allah pada hari ketika tidak ada perlindungan kecuali dari Allah."* (HR. Bukhari). Ini adalah penegasan tentang keistimewaan golongan yang hatinya selalu lekat dengan masjid.
Ia lantas mengutip hadis lain dari Abu Hurairah RA, bahwa Rasulullah SAW bersabda: *"Barangsiapa bersuci di rumahnya (berwudu) kemudian berjalan menuju salah satu rumah Allah (masjid) untuk menunaikan salah satu kewajiban Allah (salat), maka satu langkahnya akan menghapus dosa dan langkah lainnya akan mengangkat derajat."* (HR. Muslim).
"Jadi, ketika kaki kanan maju, itu akan menggugurkan semua dosa. Langkah kedua, maka derajatnya tinggi," jelas Ustadz Mim. Ini adalah jaminan dari Allah bahwa setiap langkah menuju masjid mengandung nilai ampunan dan peningkatan kedudukan di sisi-Nya.
*Memasuki dan Keluar Masjid: Memohon Rahmat dan Keutamaan*
Ketika memasuki masjid, Ustadz Mim menyarankan untuk mendahulukan kaki kanan dan membaca doa yang diajarkan Nabi Muhammad SAW: *"Bismillahirrohmanirrohim. Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Allahummaghfirli dzunubi waftahli abwaba rahmatika."* (Dengan nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Semoga keselamatan tercurah bagiku. Ya Allah, ampunilah dosa-dosaku dan bukakanlah pintu-pintu rahmat-Mu untukku).
"Kita masuk, kita minta ampun kepada Allah supaya kita mendapatkan rahmat," kata Ustadz Mim. Rahmat Allah, menurutnya, akan menyelimuti orang yang memohonnya, bahkan dapat mengubah kekurangan menjadi sumber kebahagiaan.
Saat keluar dari masjid pun ada doa yang diajarkan Nabi Muhammad SAW: *"Bismillahirrohmanirrohim, wassholatu wassalamu 'ala Rasulillah, Allahummaghfirli dzunubi waftahli abwaba fadhlika."* (Dengan nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, dan semoga selawat serta salam tercurah bagi Rasulullah. Ya Allah, ampunilah dosa-dosaku dan bukakanlah pintu-pintu keutamaan-Mu untukku.)
"Kita keluar, masih saja kita minta ampun kepada Allah untuk diganjar dengan keutamaan," Ustadz Mim menjelaskan. *Fadlik* berarti keutamaan atau prioritas. Dengan doa ini, amalan-amalan baik seseorang akan meningkat derajatnya, menjadi istimewa dan dapat menginspirasi orang lain.
*Panggilan Cinta yang Tak Selayaknya Diabaikan*
Ustadz Mim menegaskan bahwa adzan adalah **panggilan cinta dari Allah**, bukan sekadar seruan salat. Ia mengajak umat Muslim untuk lebih memaknai setiap kumandang adzan sebagai undangan istimewa dari Sang Pencipta demi meraih keberkahan dan kesuksesan di dunia maupun akhirat.
"Alasan apa yang membuat kita ini tidak mempedulikan panggilan adzan? Tidak merasakan sebagai sebuah ajakan yang sangat sungguh sangat berharga, sangat-sangat menarik, sangat besar tawarannya?" pungkas Ustadz Mim Saiful Hadi.
Kajian ini diharapkan dapat membuka mata hati umat Muslim agar senantiasa merutinkan langkah ke masjid, meraih ampunan, dan keberkahan yang dijanjikan Allah SWT.
---
No comments:
Post a Comment