Penulis: Firnas
Latar belakang diizinkannya perang dalam Islam yaitu setelah Nabi Muhammad SAW hijrah ke Madinah dan komunitas Muslim semakin kuat dengan bergabungnya berbagai suku, termasuk Aus, Khazraj, dan beberapa golongan Yahudi, kata Ustadz Abu Qosim mengawali ceramahnya tentang Jihad di Masjid Al Ishlah Al Irsyad kota Pasuruan, Senin 28/7/2025
"Apabila kamu bertemu dengan orang-orang kafir (di medan perang), maka penggallah lehernya," jelas Ustadz Abu Qosim, mengutip Surah Muhammad. Ia menekankan bahwa ini adalah konteks peperangan dan bukan berarti tanpa aturan. Contohnya adalah Perang Badar, di mana 300 Muslim berhasil mengalahkan 1000 kaum musyrik berkat pertolongan Allah.
Terkait tawanan perang, Ustadz Abu Qosim menguraikan dua opsi yang diberikan Islam:
1. *Pembebasan Cuma-cuma (Man)*: Tawanan dibebaskan tanpa tebusan. Ia menceritakan kisah Abu al-Ash, menantu Nabi, yang dibebaskan tanpa tebusan setelah Nabi terharu melihat kalung peninggalan Khadijah yang dibawa istrinya sebagai tebusan.
2. *Membayar Tebusan (Fida')*: Tawanan dapat menebus diri dengan harta. Contohnya Abbas, paman Nabi, yang terpaksa ikut barisan musyrik dalam Perang Badar demi melindungi hartanya di Mekah. Setelah tertangkap, ia harus menebus dirinya. Kisah ini juga menjadi bukti kenabian Muhammad, karena Nabi mengetahui detail harta Abbas yang disembunyikan.
Ustadz Abu Qosim juga menyampaikan bahwa Allah SWT sebenarnya mampu membinasakan orang kafir tanpa perang sekalipun, seperti azab yang menimpa kaum Nabi Nuh, Firaun, atau Tsamud. Namun, peperangan dijadikan sebagai ujian keimanan bagi kaum Mu'min.
"Allah hendak menguji sebagian kamu atas sebagian yang lain. Apakah dia sabar, apakah dia kokoh memegang keimanannya atau malah dia lemah sehingga dia akan murtad," tegasnya, mengaitkannya dengan firman Allah tentang ujian iman.
---
*Enam Keistimewaan bagi Para Syuhada*
Bagi mereka yang gugur di jalan Allah (syahid), Ustadz Abu Qosim menyampaikan kabar gembira tentang balasan luar biasa. "Janganlah kamu mengira orang yang terbunuh di jalan Allah itu mati, mereka itu hidup di sisi Allah, bahkan diberi rezeki," ujarnya, mengutip firman Allah.
Bahkan ruh syuhada digambarkan seperti burung hijau yang bergelantungan di bawah Arsy, menikmati surga. Ustadz Abu Qosim merinci enam keistimewaan yang diberikan Allah kepada syuhada:
1. *Dosa-dosa Diampuni Sejak Tetesan Darah Pertama (kecuali utang)*: Ini menjadi poin penting, di mana Ustadz Abu Qosim mengingatkan umat untuk berhati-hati dengan utang. "Jiwa seorang Mukmin itu tergadai (tertahan) dengan utangnya," pesannya, menekankan pentingnya melunasi utang sebelum pembagian warisan.
2. *Melihat Langsung Tempatnya di Surga*: Syahid diperlihatkan nikmat surga sebelum datangnya Hari Kiamat.
3. *Dinikahkan dengan Bidadari (Huur `In)*: Ustadz Abu Qosim mengingatkan bahwa pemahaman hadis ini harus benar, yaitu bukan sebagai dorongan untuk bunuh diri, melainkan ganjaran bagi mereka yang berjuang di jalan Allah dengan niat ikhlas.
4. *Aman dari Kedahsyatan Hari Kiamat*: Mereka akan dilindungi dari kesengsaraan dahsyat di Hari Kiamat.
5. *Aman dari Siksa Kubur*: Kubur adalah gerbang pertama menuju akhirat. Jika syahid aman di kubur, maka ia juga akan aman di akhirat. Ustadz Abu Qosim juga menggarisbawahi pentingnya doa anak sholeh dan sholat jenazah yang dihadiri minimal 40 Muslim yang tidak syirik sebagai penolong dari siksa kubur.
6. *Diberi Pakaian Keimanan dan Petunjuk ke Surga*: Allah akan membimbing syuhada menuju surga, bahkan mereka dikatakan lebih mengenali jalan surga daripada rumah mereka sendiri di dunia.
Pengajian ini tidak hanya memperkaya pemahaman jamaah tentang jihad dalam Islam, tetapi juga menginspirasi tentang pentingnya keimanan, kesabaran, dan tanggung jawab, termasuk dalam urusan muamalah seperti utang piutang. (*)
---
No comments:
Post a Comment