Friday, July 04, 2025

Dr. Zakir Naik di Jakarta: Meluruskan Persepsi Islam, Menjawab Tantangan Modern, dan Soroti Konflik Global

Penulis: Firnas Muttaqin 
Jum'at, 4 Juli 2025

Jakarta, Indonesia – Ulama internasional terkemuka, Dr. Zakir Naik, kembali menyapa publik Indonesia dalam serangkaian event dakwah yang padat. 

Dalam wawancara eksklusif dengan Dr. Richard Lee di Jakarta baru-baru ini, Dr. Zakir Naik membahas berbagai isu krusial, mulai dari persepsi negatif terhadap umat Islam, tantangan ilmu pengetahuan dan agama, hingga pandangannya tentang konflik Israel-Palestina. 

Kedatangan Dr. Zakir Naik di Indonesia kali ini mencakup rangkaian ceramah umum di Solo, Malang, dan Jakarta pada Juli 2025, yang semuanya gratis bagi masyarakat.

Memahami Islam: Memisahkan Ajaran dari Perilaku Individu

Menanggapi pertanyaan Dr. Richard Lee tentang mengapa terkadang non-Muslim terlihat berperilaku lebih baik daripada sebagian Muslim, Dr. Zakir Naik menegaskan pentingnya memahami suatu agama dari kitab sucinya, bukan dari perilaku pengikutnya.

"Jika Anda ingin memahami Islam, jangan melihat Muslimnya, pelajarilah Al-Qur'an dan hadis-hadis otentik," tegas Dr. Zakir Naik. 

Ia mengakui bahwa ada Muslim yang tidak menjalankan ajaran Islam sepenuhnya, seperti berbohong, menipu, atau mengonsumsi alkohol. Namun, ia menekankan bahwa mereka adalah "domba hitam" (individu yang menyimpang) dan bukan representasi ajaran Islam yang sebenarnya. Media, menurutnya, kerap mengangkat kasus-kasus individu ini untuk membentuk citra negatif.

Dr. Zakir Naik, yang berspesialisasi dalam perbandingan agama, menyatakan bahwa ia menjadi Muslim karena pilihan setelah mempelajari berbagai kitab suci.

"Jika ada yang bisa menunjukkan kepada saya kitab suci yang lebih baik dari Al-Qur'an, saya siap untuk meninggalkan Islam," tantangnya, seraya menambahkan keyakinannya bahwa tidak ada agama yang lebih baik dari Islam dan tidak ada kitab suci yang lebih baik dari Al-Qur'an.

Islam dan Kekerasan: Membedah Konsep Terorisme dan Jihad

Mengenai tuduhan bahwa Islam mendorong kekerasan dan terorisme, Dr. Zakir Naik dengan tegas membantah. Ia menyatakan bahwa tidak ada Muslim yang taat akan membunuh manusia tak bersalah, baik Muslim maupun non-Muslim.

Mengutip Surah Al-Ma'idah ayat 32, Dr. Zakir Naik menjelaskan, "
man qatala nafsan bighayri nafsin aw fasaˉdin fi al-arḍi faka’annamaˉ qatala al-naˉsa jamıˉʿan
" (Barangsiapa membunuh seorang manusia bukan karena orang itu membunuh orang lain, atau bukan karena membuat kerusakan di muka bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh manusia seluruhnya). Ia menekankan bahwa membunuh manusia tak bersalah adalah dosa besar kedua setelah syirik dalam Islam.

Dr. Zakir Naik juga mengkritik narasi media yang seringkali menyamakan setiap teroris dengan Muslim. Ia menyoroti bagaimana beberapa kelompok, seperti ISIS, adalah "anti-Islam" dan kerap di-investigasi serta didanai oleh "musuh-musuh Islam" untuk menciptakan kekacauan dan memfitnah agama. Ia mengilustrasikan bagaimana kelompok seperti Taliban awalnya disebut pejuang kemerdekaan oleh Barat, namun kemudian dilabeli teroris ketika tidak lagi sejalan dengan kepentingan mereka.

Mengenai konsep membunuh dalam rangka membela agama, Dr. Zakir Naik menjelaskan bahwa Islam membolehkannya sebagai jalan terakhir (last resort), untuk menjaga perdamaian dan pertahanan diri. Analogi dengan tugas polisi yang menembak untuk melumpuhkan, bukan membunuh, kecuali dalam kondisi terpaksa, menggarisbawahi prinsip ini. Kekerasan dalam Islam, menurutnya, adalah untuk menegakkan perdamaian, bukan untuk menyerang atau merebut tanah seperti yang dilakukan negara-negara Barat demi sumber daya.

Islam, Sains, dan Takdir Ilahi

Dr. Richard Lee juga mengajukan pertanyaan mengenai konflik antara sains dan Al-Qur'an. Dr. Zakir Naik, seorang dokter medis, dengan tegas menyatakan: 

"Tidak ada sains yang sudah mapan yang bertentangan dengan Al-Qur'an." 

Ia membedakan antara hipotesis dan teori ilmiah (seperti Teori Darwin) yang bisa saja bertentangan, dengan fakta ilmiah yang telah terbukti. Al-Qur'an, sebagai kitab dari Allah, diyakininya bebas dari kesalahan dan dapat dijelaskan dengan sains, asalkan dengan pemahaman yang memadai.

Terkait dengan mengapa Allah tidak menjadikan semua manusia Muslim, Dr. Zakir Naik menjelaskan bahwa kehidupan ini adalah ujian. Jika semua orang langsung menjadi Muslim, tidak akan ada ujian. 

Mengenai mereka yang tidak pernah terpapar Islam, ia meyakini bahwa di era global saat ini, sulit bagi seseorang untuk tidak pernah mendengar tentang Islam. Namun, Al-Qur'an Surah Fussilat ayat 53 menyatakan bahwa Allah akan menunjukkan tanda-tanda-Nya di seluruh penjuru alam semesta hingga kebenaran itu jelas. Artinya, setiap manusia akan menerima petunjuk, meskipun mungkin ada yang menolaknya karena alasan pribadi.

Ia juga menegaskan bahwa seseorang tidak akan dihukum jika ia menolak Islam karena membenci seorang dai (guru agama) atau cara Islam diperkenalkan, melainkan jika ia menolak Al-Qur'an, Allah, atau Nabi Muhammad SAW. "Jika Anda membenci saya, Anda tidak bisa masuk surga. Tapi jika Anda membenci Allah, itu berbeda," ujarnya.

Keyakinan dan "Pemasaran Spiritual"

Mengenai anggapan bahwa keyakinan "jika Muslim masuk surga, non-Muslim masuk neraka" adalah "pemasaran spiritual", Dr. Zakir Naik membandingkannya dengan logika matematika: "Jika 2+2=4, Anda akan mendapat nilai bagus; jika tidak, Anda tidak akan mendapat nilai bagus." 

Ia berpendapat bahwa Al-Qur'an adalah satu-satunya kitab suci yang utuh dan tidak terkontaminasi, lulus uji logika dan sains, sehingga hanya Islam yang merupakan agama yang benar dari Allah.

Konflik Israel-Palestina: Perang Ketidakadilan, Bukan Hanya Agama atau Lahan

Terakhir, Dr. Zakir Naik menyampaikan pandangannya tentang konflik Israel-Palestina. Ia menyebutnya sebagai "ketidakadilan" yang dilakukan Israel.

"Israel telah membunuh lebih dari 60.000 manusia dalam 1 tahun 10 bulan terakhir, dua pertiga di antaranya adalah anak-anak dan wanita. Itu salah," tegasnya. 

Ia menyatakan bahwa Israel telah melanggar semua hukum internasional dan resolusi PBB, sementara sebagian besar dunia diam. Konflik ini, menurutnya, adalah pelanggaran hukum kemanusiaan.

Wawancara ini memberikan gambaran komprehensif tentang pandangan Dr. Zakir Naik terhadap berbagai isu kompleks yang relevan dengan dunia Muslim dan non-Muslim saat ini. (*)

Sumber:
https://youtu.be/-0Hh6NTQ5cU?si=LuOGJZRMM96Nvgds
____

No comments: