Penulis: Firnas Muttaqin
Jum'at, 18 Juli 2025
Surabaya, 18 Juli 2025 — Pemerintah Kota Surabaya terus memperkuat pendekatan pendidikan berbasis budaya dan keluarga. Dalam siaran langsung Dialog interaktif Semanggi Surabaya di Radio Suara Surabaya, (Jum'at, 18/7/2025), Kepala Dinas Pendidikan Kota Surabaya, Yusuf Masruh, bersama Ketua Dewan Pendidikan Surabaya, Yuli Purnomo, membahas sejumlah inisiatif unggulan untuk menciptakan pendidikan yang merata dan berkarakter.
Salah satu topik utama yang dibahas adalah gerakan *“Kamis Melipis”*, sebuah program di mana siswa dianjurkan untuk menggunakan bahasa Jawa (termasuk Kromo Inggil) setiap hari Kamis. Menurut Yusuf, inisiatif ini bukan semata-mata kebijakan simbolik, namun menjadi bagian dari strategi membangun karakter dan identitas budaya sejak dini. “Kalau di lingkungan Jawa, ya wajar kita memperkenalkan bahasa Jawa. Tapi bukan berarti wajib. Tujuannya agar anak-anak terbiasa dan menghargai keberagaman,” ujarnya.
Selain itu, Dinas Pendidikan juga mendorong partisipasi aktif orang tua dalam mendampingi anak ke sekolah, terutama pada awal tahun ajaran baru. “Saya berterima kasih kepada para orang tua yang mengantarkan anak-anak mereka ke sekolah, bahkan sampai membuat suasana pagi menjadi lebih hidup. Ini bentuk nyata perhatian dan kasih sayang orang tua dalam pendidikan,” kata Yusuf.
Program ini merupakan bagian dari gerakan “Orang Tua Hebat” yang telah berjalan sejak lama. Menurut Yuli, keterlibatan orang tua diharapkan tidak hanya pada minggu pertama sekolah, tapi berkelanjutan sepanjang tahun ajaran. “Kedekatan orang tua dengan sekolah adalah fondasi penting dalam membentuk karakter anak. Sekolah harus terasa seperti rumah kedua,” tuturnya.
Yuli juga menegaskan bahwa nilai budaya tidak hanya diajarkan dalam kurikulum formal, tetapi juga melalui praktik keseharian di sekolah. “Anak-anak kita perlu diajarkan nilai-nilai kesantunan, penghormatan, dan kontrol diri. Bahasa daerah seperti Jawa bisa menjadi media yang kuat untuk itu,” ujarnya.
Program “Kamis Melipis” juga mendapat sambutan hangat dari masyarakat. Salah satu pendengar yang menghubungi siaran langsung, Ridho, menyatakan dukungannya terhadap program tersebut. Ia menyebutnya sebagai langkah tepat untuk membangun generasi muda yang tidak melupakan akar budayanya.
Pihak Dinas juga menyampaikan bahwa selain hari Kamis dengan nuansa lokal budaya, hari Jumat akan difokuskan sebagai hari penggunaan Bahasa Inggris untuk mendorong kemampuan komunikasi global para siswa. “Kami ingin anak-anak kami fasih berbudaya, tapi juga siap bersaing di tingkat internasional,” tegas Yusuf.
Dengan berbagai inovasi dan pendekatan yang humanis serta berbasis kearifan lokal, Pemerintah Kota Surabaya berupaya menjadikan pendidikan sebagai ruang pembentukan karakter, bukan sekadar tempat transfer ilmu. (*)
Tayang disini:
https://jatimlines.id/surabaya-kamis-melipis-pendidikan-berbasis-budaya-dan-keluarga/
No comments:
Post a Comment