Tuesday, July 15, 2025

BAPER

Penulis : Firnas
Selasa, 15 Juli 2025

SURABAYA – Pada Kuliah Subuh yang disiarkan langsung oleh Radio Suara Surabaya pada Selasa, 15 Juli 2025, *Ustadz Muhammad Toha M.* membahas secara mendalam tentang karakter yang kerap membuat seseorang mudah tersinggung atau "baper". Dalam siaran yang dipandu oleh *Fitriana Ayu*, Ustadz Muhammad Toha M. menyampaikan kiat-kiat untuk menghindari sifat sensitif dan membangun pribadi yang lebih dewasa.

Ustadz Muhammad Toha M. memulai dengan menjelaskan bahwa istilah 'baper' yang dulunya hanya merujuk pada urusan asmara, kini telah meluas dan menjadi istilah umum untuk menggambarkan seseorang yang mudah tersinggung, sensitif, atau terlalu mengedepankan perasaan dalam berbagai situasi.

Beliau menekankan bahwa perasaan adalah hal tersulit untuk dijaga dalam diri manusia. "Betapa sulitnya menjaga perasaan kita terhadap ucapan orang lain, terhadap rekan kerja di kantor. Itu yang paling sulit," katanya. Beliau lantas memberikan lima langkah fundamental untuk menghindari sifat 'baper' dan menjadi pribadi yang lebih baik:

1.  *Meningkatkan Pemahaman Diri (Introspeksi Diri)*
    Langkah pertama adalah mengenali kekuatan, kompetensi, dan kelemahan diri. "Mungkin kita tidak tahu diri kita sendiri. Kita melihat orang lain sangat pintar, tapi kita tidak introspeksi diri," jelas Ustadz. Beliau mengutip peribahasa Jawa, "Deloken *jitokmu dewe*," yang berarti kita tidak bisa melihat bagian belakang kepala kita sendiri tanpa bantuan orang lain. Dengan introspeksi, kita bisa memahami potensi dan kelemahan, serta mengetahui penyebab sifat 'baper'. Ustadz merujuk pada Surah Al-Hasyr ayat 18: *"Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat)."*

2.  *Melatih Kesabaran*
    Langkah kedua adalah melatih kesabaran. "Kalau kita menjadi orang dewasa, tentu dengan adik-adik kita, dengan junior kita, karena orang yang dewasa itu tidak pernah jadi masalah, tapi selalu menyelesaikan masalah," tuturnya. Ustadz menegaskan bahwa kesabaran itu tidak ada batasnya. Jika seseorang berkata sabar ada batasnya, itu berarti ia belum benar-benar sabar. Beliau mengutip Surah Ali Imran ayat 200: *"Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negerimu) dan bertakwalah kepada Allah supaya kamu beruntung."* "Al-Quran sudah mengajarkan kita untuk menguatkan kesabaran, bukan berarti sabar ada batasnya," tegasnya.

3.  *Selalu Berpikir Positif*
    Langkah ketiga adalah selalu berpikir positif dan meninggalkan pikiran negatif. Ustadz mengutip Surah Al-Hujurat ayat 12: *"Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa. Dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah sebagian kamu menggunjing sebagian yang lain."* Beliau mengingatkan agar tidak berprasangka buruk, mencari kesalahan, atau menggunjing orang lain, karena bisa jadi orang yang kita cari kesalahannya memiliki derajat yang lebih tinggi di hadapan Allah.

4.  *Selalu Bersyukur kepada Allah SWT*
    Langkah keempat adalah selalu bersyukur. "Kata orang Jawa, 'Ndhuk, le, urip iki dientekno wae, dinikmati wae lan disyukuri'," ujar Ustadz, yang berarti 'Nak, hiduplah ini dinikmati dan disyukuri saja'. Beliau memperingatkan bahwa jika tidak bersyukur, nikmat Allah bisa terasa menyakitkan, membuat seseorang merasa sedih, rendah, dan tidak menikmati hidupnya sendiri.

5.  *Memiliki Iman Tawakal kepada Allah SWT*
    Langkah terakhir adalah memiliki iman tawakal atau *legowo* (ikhlas menerima) kepada ketetapan Allah SWT. "Percayalah pada kepastian Allah. Allah itu skenarionya pasti lebih indah dari yang kita harapkan," kata Ustadz. Tawakal membantu mengatasi perasaan 'baper' dan menyadarkan bahwa setiap peristiwa adalah bagian dari rencana Allah. Beliau mengutip Surah At-Taubah ayat 51: *"Katakanlah: 'Sekali-kali tidak akan menimpa kami melainkan apa yang telah ditetapkan Allah untuk kami. Dialah Pelindung kami, dan hanya kepada Allah orang-orang yang beriman harus bertawakal'."*

Ustadz Muhammad Toha M. menutup ceramah dengan harapan agar jamaah dan pendengar Radio Suara Surabaya menjadi pribadi yang tidak mudah 'baper', pribadi dewasa yang baik di hadapan sesama maupun di hadapan Allah.

Semoga kita semua dijauhkan dari hal-hal yang 'baper' dan menjadi pribadi yang bahagia, karena hidup bukan tentang segala sesuatu yang berjalan sesuai keinginan kita, tapi hidup sesuai dengan yang telah ditetapkan oleh Allah SWT," pungkas Ustadz Muhammad Toha M.

---

No comments: