Penulis : Firnas Muttaqin
Rabu, 9 Juli 2025
SURABAYA, INDONESIA – Siaran Kuliah Subuh di Radio Suara Surabaya pada Rabu, 9 Juli 2025, menghadirkan Ustadz Mim Saiful Hadi yang membahas esensi *istiqamah* dalam beramal. Dalam ceramahnya, Ustaz Mim menekankan bahwa konsistensi dalam beramal, sekecil apa pun itu, adalah kunci utama agar amal tersebut dicintai dan diterima oleh Allah SWT.
Pembahasan diawali dengan pertanyaan dari penyiar, Fitriana Ayu, mengenai mengapa sebagian amal diterima dan sebagian lainnya tidak. Menjawab pertanyaan tersebut, Ustaz Mim mengutip sebuah hadis riwayat Imam Muslim dari Aisyah R.A. yang berbunyi, "*Wa'lamu anna ahabbul amali indau illa Allahi adwamuhu wa'inqolla*" — yang berarti, "Ketahuilah bahwa sesungguhnya amal yang paling disukai Allah, yang pasti diterima oleh Allah, adalah amal yang berkesinambungan atau istiqamah, meskipun sedikit."
Ustadz Mim menyoroti pentingnya hadis ini, menegaskan bahwa kualitas amal tidak semata-mata diukur dari kuantitasnya, melainkan dari keberlanjutannya. "Ini penting bagi kita," ujarnya.
*Amal Sirr dan Konsistensi sebagai Kunci Keberkahan*
Ustaz Mim memberikan contoh sederhana dari kegiatan Kuliah Subuh itu sendiri, yang hanya berdurasi 15-17 menit. "Saya mencoba setiap pagi, kita siaran," katanya, menyoroti *komitmen* untuk menjaga konsistensi. Ia mengajak pendengar untuk melakukan hal serupa dalam ibadah sehari-hari.
Beliau juga memperkenalkan konsep *amal sirr* atau *sirr-il-amal*, yaitu amal ibadah yang dilakukan secara rahasia dan terus-menerus. Hal ini bisa berupa salat sunah ringan, bersedekah secara rutin meskipun hanya dengan nominal kecil seperti Rp2.000, atau kebiasaan sederhana lainnya.
"Pilih saja. Apa salat suci yang paling mudah dikerjakan? Yang paling ringan dilakukan," saran Ustaz Mim. Kuncinya adalah menjaga agar amal tersebut tidak terputus.
*Keajaiban Amal yang Istiqamah: Perlindungan dan Kejutan Tak Terduga*
Ustaz Mim menekankan bahwa amal yang dilakukan secara istiqamah memiliki dampak spiritual yang luar biasa. Ia menceritakan kisah seseorang yang selalu membaca *Bismillah* setiap kali memegang pintu mobil, dan meskipun mengalami kecelakaan hebat, ia selamat tanpa luka berarti.
"Nah, itu adalah amal, apa namanya, *sirr* yang kita jaga kesinambungannya... sehingga secara spiritual, secara spiritual, kita akan dibimbing, kita akan dijaga, kita akan dibangun," jelasnya. Amal yang konsisten akan menjadi pelindung dan penuntun dalam hidup.
"Kita tidak tahu apa amal seriusnya, yang berupa istiqamah atau dawam yang terus-menerus, maka amalnya yang terus-menerus akan menjadi penjaga, pendamping, dan penjaga hidupnya," imbuhnya, seraya menambahkan bahwa amal tersebut juga akan menyertai seseorang hingga akhir hayat.
*Rahasia dan Ketulusan dalam Beramal*
Mengenai pertanyaan Fitriana Ayu tentang apakah amal *sirr* perlu diungkapkan atau cukup menjadi rahasia antara hamba dan Allah, Ustaz Mim menegaskan pentingnya menjaga ketulusan. "Hanya Allah yang tahu siapa yang menerima atau menolak."
Ia menjelaskan bahwa ketika sebuah amal dilakukan secara terus-menerus hingga menjadi kebiasaan, ia akan terasa biasa saja, tidak lagi menjadi sesuatu yang perlu dibanggakan atau dipamerkan. Ini membebaskan pelakunya dari beban riya' (pamer) dan memastikan amal tersebut lebih berpeluang diterima.
"Jadi latihannya hanyalah yang kecil-kecil saja. Agar kita bisa berlatih nanti pada hal-hal besar," pungkas Ustaz Mim, seraya mengajak seluruh umat untuk senantiasa mengamalkan kebaikan secara istiqamah, sekecil apa pun itu.
Acara Kuliah Subuh ditutup dengan doa kafaratul majelis, mengakhiri sesi pencerahan yang diharapkan dapat memberikan motivasi bagi pendengar Radio Suara Surabaya untuk terus beramal dengan penuh konsistensi. (*)
---
No comments:
Post a Comment