Tuesday, July 29, 2025

Iman dan Tawakal


Iman dan tawakal adalah dua sifat fundamental bagi orang-orang yang beriman dan bertakwa.

Dalam ceramah pengajian rutin di Masjid Al Kautsar  (Selasa, 29/7/2025) Ustadz Fauzan Tasya'  mengutip salah satu ayat Al-Quran yang menjelaskan konsekuensi bagi mereka yang tidak beriman atau tidak mempercayai Al-Quran, yakni akan diberikan kehidupan yang terhina di dunia dan di akhirat.

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

ضُرِبَتْ عَلَيْهِمُ الذِّلَّةُ اَيْنَ مَا ثُقِفُوْۤا اِلَّا بِحَبْلٍ مِّنَ اللّٰهِ وَحَبْلٍ مِّنَ النَّا سِ وَبَآءُوْ بِغَضَبٍ مِّنَ اللّٰهِ وَضُرِبَتْ عَلَيْهِمُ الْمَسْكَنَةُ ۗ ذٰلِكَ بِاَ نَّهُمْ كَا نُوْا يَكْفُرُوْنَ بِاٰ يٰتِ اللّٰهِ وَيَقْتُلُوْنَ الْاَ نْبِۢيَآءَ بِغَيْرِ حَقٍّ ۗ ذٰلِكَ بِمَا عَصَوْا وَّكَا نُوْا يَعْتَدُوْنَ
"Mereka diliputi kehinaan di mana saja mereka berada, kecuali jika mereka (berpegang) pada tali (agama) Allah dan tali (perjanjian) dengan manusia. Mereka mendapat murka dari Allah dan (selalu) diliputi kesengsaraan. Yang demikian itu karena mereka mengingkari ayat-ayat Allah dan membunuh para nabi, tanpa hak (alasan yang benar). Yang demikian itu karena mereka durhaka dan melampaui batas."
(QS. Ali 'Imran 3: Ayat 112)

> "Terhina di dunia ini menurut Allah dan juga di akhirat nanti terhinanya orang itu apabila dia hidup dimasukkan ke dalam neraka," terang Ustadz Fauzan.

Beliau kemudian mengajak jamaah untuk mendalami Surat Al-Anfal, khususnya ayat yang berbicara tentang keteguhan orang-orang beriman. 

اِنَّمَا الْمُؤْمِنُوْنَ الَّذِيْنَ اِذَا ذُكِرَ اللّٰهُ وَجِلَتْ قُلُوْبُهُمْ وَاِ ذَا تُلِيَتْ عَلَيْهِمْ اٰيٰتُهٗ زَا دَتْهُمْ اِيْمَا نًا وَّعَلٰى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُوْنَ 
"Sesungguhnya orang-orang yang beriman adalah mereka yang apabila disebut nama Allah gemetar hatinya, dan apabila dibacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, bertambah (kuat) imannya dan hanya kepada Tuhan mereka bertawakal,"
(QS. Al-Anfal 8: Ayat 2)

Ustadz Fauzan menyoroti perbedaan esensial antara muslim dan mukmin. 

"Seorang muslim belum tentu mukmin, tapi seorang mukmin pasti dia seorang muslim," jelasnya. Perbedaan ini terletak pada hati; seorang muslim mungkin hanya sebatas mematuhi syariat lahiriah, namun seorang mukmin memiliki iman yang telah meresap ke dalam hati.

Mengambil contoh dari Surah Al-Maidah ayat 7, Ustadz Fauzan menjelaskan bagaimana Allah mengetahui isi hati manusia, bahkan mereka yang mengaku beriman namun sesungguhnya tidak. 

"Allah tahu hati kita itu bagaimana, enggak usah orang memberitahu, Allah sudah kasih tahu apa yang terpenting di hati kita," ucapnya. Menurut beliau, golongan seperti ini, yang disebut munafik, akan selalu ada hingga akhir zaman.

وَا ذْکُرُوْ انِعْمَةَ اللهِ عَلَیْکُمْ وَمِیْثَا قَهُ الَّذِیْ وَا ثَقَکُمْ بِهٖۤ ‏ ۖ اِذْقُلْتُمْ سَمِعْنَا وَاَ طَعْنَا ۖ وَا تَّقُوا اللهَ ۗ اِنَّ اللهَ عَلِیْمٌ بِۢذَا تِ الصُّدُوْرِ
"Dan ingatlah akan karunia Allah kepadamu dan perjanjian-Nya yang telah diikatkan kepadamu ketika kamu mengatakan, "Kami mendengar dan kami menaati." Dan bertakwalah kepada Allah, sungguh, Allah Maha Mengetahui segala isi hati."
(QS. Al-Ma'idah 5: Ayat 7)

Dalam konteks sejarah Islam di Madinah, Ustadz Fauzan merujuk pada Surat Al-Ahzab yang menggambarkan situasi ketika kaum mukmin menghadapi golongan-golongan yang bersekutu memusuhi Islam, terutama kaum Yahudi. Di tengah ancaman dan tekanan, orang-orang beriman justru bertambah kuat imannya.

"Mereka [orang beriman] berkata, 'Allah sudah menjadikan kepada kita dan Rasul-Nya juga begitu, pasti janji Allah itu benar, dan juga janji Rasulullah.' Dan mereka tidak berkurang iman, tampak bertambah ketika menghadapi musuh yang akan memerangi mereka," papar Ustadz Fauzan. 

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

اَلَّذِيْنَ قَا لَ لَهُمُ النَّا سُ اِنَّ النَّا سَ قَدْ جَمَعُوْا لَـكُمْ فَا خْشَوْهُمْ فَزَا دَهُمْ اِيْمَا نًا ۖ وَّقَا لُوْا حَسْبُنَا اللّٰهُ وَنِعْمَ الْوَكِيْلُ
"(Yaitu) orang-orang (yang menaati Allah dan Rasul) yang ketika ada orang-orang mengatakan kepadanya, "Orang-orang (Quraisy) telah mengumpulkan pasukan untuk menyerang kamu, karena itu takutlah kepada mereka," ternyata (ucapan) itu menambah (kuat) iman mereka dan mereka menjawab, "Cukuplah Allah (menjadi penolong) bagi kami dan Dia sebaik-baik pelindung.""
(QS. Ali 'Imran 3: Ayat 173)

Beliau menekankan bahwa keberanian mukmin bukan berasal dari kekuatan fisik semata, melainkan dari keyakinan penuh terhadap janji Allah dan kerelaan untuk berkorban, bahkan jika itu berarti syahid.
Pengajian diakhiri dengan pesan tentang pentingnya memahami Al-Quran secara mendalam, bukan hanya sebatas membaca. Ustadz Fauzan menekankan perlunya tafsir dan bimbingan ulama untuk benar-benar meresapi makna ayat-ayat suci, terutama bagi mereka yang tidak memahami bahasa Arab. (*)

Penulis: Firnas Muttaqin 
Selasa, 29 Juli 2025
---

No comments: