Sunday, August 10, 2025

Ustadz Daniel M. Rosyid: Tantangan Budaya, Ekonomi, dan Pendidikan di Era Digital*


PASURUAN – Dalam pengajian Ahad pagi di Masjid Darul Arqom, Kota Pasuruan, (10/8/2025) Ustadz Daniel M. Rosyid membahas tantangan-tantangan fundamental yang dihadapi umat Islam di era kontemporer. Beliau menggarisbawahi bahwa ada lima pilar penting untuk membangun masyarakat yang kuat, yang saat ini terancam oleh pengaruh budaya asing, khususnya internet, dan masalah internal yang serius.

*1. Bahaya Sekularisasi Budaya dan Internet*

Ustadz Daniel menyoroti bahwa proses sekularisasi dan "pembaratan" alam pikiran semakin kuat. Teknologi dan internet berperan besar dalam menyebarkan pengaruh ini, bahkan menembus tembok rumah dan sekolah melalui gawai. Beliau menyebutkan bahwa konten-konten negatif, seperti pornografi dan game online, menjebak generasi muda dalam dunia dua dimensi yang miskin pengalaman. Hal ini mengancam nilai-nilai Islam dan membuat umat menjadi "islamofobik" terhadap ajarannya sendiri.

*2. Lima Pilar Membangun Masyarakat yang Baik*

Ustadz Daniel M. Rosyid menekankan bahwa untuk membangun masyarakat yang ideal, diperlukan lima pilar utama:

> 1.  *Pendidikan:* Pendidikan yang memerdekakan dan tidak hanya mencetak "buruh", tetapi juga warga negara yang kompeten, sehat, dan produktif.

> 2.  *Pasar yang Adil dan Terbuka:* Pentingnya sistem ekonomi yang adil agar kesejahteraan dapat dinikmati oleh seluruh umat.

> 3.  *Investasi:* Masyarakat harus memiliki surplus yang dapat diinvestasikan untuk membangun fasilitas publik seperti masjid, sekolah, dan klinik.

> 4.  *Birokrasi yang Amanah dan Bebas Korupsi:* Birokrasi yang bersih dan profesional adalah kunci untuk menarik investasi dan mengembangkan pasar.

> 5.  *Pasokan Energi yang Cukup:* Ketersediaan energi yang memadai menjadi motor penggerak pembangunan, termasuk transisi ke energi terbarukan seperti matahari, angin, dan biofuel.

*3. Masalah Krusial dalam Sektor Pangan dan Kesehatan*

Beliau menyoroti bahwa kualitas makanan di Indonesia menghadapi tantangan serius. Makanan yang beredar mungkin halal, tetapi seringkali tidak "thayyiban" (baik dan menyehatkan) karena banyaknya penggunaan zat aditif seperti penyedap, pewarna, dan pengawet.

> *Gizi Buruk dan Obesitas:* Pola makan yang tidak sehat ini menyebabkan generasi muda menjadi "lembek" dan rentan terhadap masalah malnutrisi serta obesitas.

> *Krisis Air:* Ustadz Daniel juga mengingatkan pentingnya menjaga sumber daya air. Ia mengimbau agar masyarakat mulai serius mengelola sektor pangan dan air.

*4. Kritik Terhadap Sistem Politik dan Pendidikan*

Ustadz Daniel mengkritik mahalnya biaya politik yang membuat banyak pejabat terjerat kasus korupsi. Hal ini diperparah dengan pragmatisme pemilih, yang sebagian besar tingkat pendidikannya rendah, sehingga mudah terpengaruh oleh politik transaksional atau "pasar sapi" (politik dagang sapi)

Beliau menekankan bahwa peran pendidikan harus dimulai dari keluarga, bukan hanya dari sekolah. Sekolah, menurutnya, hanya berfungsi sebagai penambah wawasan. Sementara itu, peran masyarakat juga terancam hilang karena dominasi peran sekolah, yang bisa menjauhkan anak-anak dari nilai-nilai agama.

*Kesimpulan*
Pengajian ditutup dengan seruan kepada umat Islam untuk mengambil alih tugas-tugas keumatan dengan memastikan pendidikan yang memerdekakan, ekonomi yang adil, birokrasi yang bersih, dan pasokan energi yang berkelanjutan. Tujuannya adalah untuk membangun masyarakat berkualitas yang mampu menghadapi tantangan zaman. (*)

Penulis: Firnas Muttaqin 
Ahad, 10/8/2025

https://jatimlines.id/tantangan-umat-islam-era-digital-ustadz-daniel-m-rosyid/
____

No comments: