Semua Hanya Titipan
Ustadz Ahmad Farihin mengingatkan bahwa segala yang kita miliki—ilmu, kekayaan, kesehatan, jabatan—hanyalah titipan Allah. Titipan bersifat sementara dan akan dimintai pertanggungjawaban.
“Jangan merasa pintar sendiri, jangan merasa paling kaya, karena semua akan kembali kepada Allah,” ujarnya pada pengajian Selasa (5/8/2025) di Masjid Al Kautsar Tapaan Kota Pasuruan.
> Kekayaan bukan alasan untuk sombong, ilmu bukan jaminan masuk surga jika tidak disampaikan atau diamalkan. Titipan bisa kapan saja dicabut. Maka, kerendahan hati adalah bentuk syukur dan kesadaran spiritual tertinggi.
---
Sombong Menjadi Penutup Hidayah
Ustadz Ahmad menyampaikan bahwa kesombongan adalah penyakit hati yang membuat manusia tidak bisa lagi menerima kebenaran. Mereka seolah tahu jalan benar, namun tetap memilih jalan sesat karena mata hatinya telah tertutup. Ia mengutip ayat dari Surah Al-A’raf 146:
> “Orang-orang yang menyombongkan diri di bumi tanpa alasan yang benar, akan dipalingkan dari tanda-tanda kekuasaan Allah...”
Sombong bukan hanya menyebabkan seseorang dijauhi manusia, tetapi juga menjadi sebab Allah menutup hatinya dari petunjuk.
---
Tiga Golongan yang Diabaikan Allah
Dalam pengajian ini, Ustadz Ahmad mengingatkan tentang tiga golongan yang tidak akan diajak bicara oleh Allah di hari kiamat:
1. Orang tua yang tetap berbuat zina.
2. Penguasa yang suka berbohong.
3. Orang miskin yang sombong.
Ketiganya dianggap sebagai orang-orang yang tidak mensyukuri keadaan dan tidak menjaga amanah kehidupan. Pesan ini menjadi peringatan tajam, bahwa bukan hanya yang berdosa terang-terangan, tetapi juga yang tidak tahu diri akan diabaikan oleh Allah.
---
Dakwah adalah Kewajiban Semua
Ustadz Ahmad juga menekankan bahwa dakwah bukan hanya kewajiban para ustadz, tapi tanggung jawab setiap muslim. Tidak semua orang bisa ceramah, tapi setiap perbuatan baik adalah bentuk dakwah:
> “Dakwah bisa lewat tulisan, ucapan, atau perbuatan. Tunjukkan akhlak mulia, itu sudah berdakwah,” katanya.
Pesan ini menguatkan bahwa perubahan sosial dimulai dari diri sendiri, dari cara berbicara, menyapa tetangga, hingga cara bekerja.
---
Bahaya Iri, Dengki, dan Hasad
Selain sombong dan bohong, sifat yang ditekankan untuk dihindari adalah iri hati dan dengki, atau dalam istilah Arab disebut hasad. Hasad adalah perasaan tidak suka atas nikmat yang didapatkan orang lain. Ustadz Ahmad mengingatkan bahwa hasad bukan hanya merusak hubungan sosial, tapi juga menggerogoti jiwa sendiri, dan menjadi pintu masuk bagi syaitan.
> “Kalau kita bersyukur atas nikmat orang lain, insyaAllah hati kita lapang. Tapi kalau hasad, maka hati kita gelap,” ucapnya.
---
Refleksi: Saat Emosi Menguasai, Akal Mati
Dalam bagian akhir pengajian, Ustadz Ahmad mengangkat tema emosi dan amarah. Ia menyebut bahwa syaitan bersemayam dalam amarah, dan saat emosi menguasai, akal tidak lagi berfungsi.
> “Akal kita hanya benar jika digandeng dengan Qur'an dan Hadis. Tapi kalau sudah dikuasai amarah, hancur semua. Bahkan tubuh bisa rusak karena stres dan darah tinggi.”
---
*Penutup: Kembali ke Diri dan Hati*
Pengajian malam ini menjadi momen refleksi yang mendalam. Di tengah era digital dan kemelut informasi, seruan untuk tidak sombong, tidak berbohong, dan tidak iri menjadi sangat relevan. Di usia 80 tahun kemerdekaan Indonesia, bangsa ini tidak hanya butuh pembangunan fisik, tetapi juga pembangunan batin dan karakter.
> “Semoga Allah jaga hati kita. Agar tidak dikuasai syaitan. Agar selalu dekat dengan Allah.”
Sebuah doa yang diamini oleh hadirin dengan lirih, namun penuh harap. (*)
Penulis: Fim
Selasa, 5/8/2025
https://jatimlines.id/bahaya-sombong-iri-dengki-dalam-islam/
---
No comments:
Post a Comment