Sebuah isu internal yang beredar di lingkungan kepolisian menjadi sorotan setelah adanya kabar mengenai kekecewaan seorang perwira tinggi, Inspektur Jenderal Polisi (Irjen Pol) Karyoto. Menurut informasi dari sumber internal Polri yang diunggah di platform X (twitter) oleh akun @MurtadhaOne1, Irjen Karyoto dikabarkan meluapkan kekecewaannya di hadapan Kapolri Jenderal Pol. Listyo Sigit Prabowo setelah batal menjabat sebagai Kepala Badan Reserse Kriminal (Kabareskrim).
Kabar yang beredar menyebutkan bahwa insiden ini dipicu oleh adanya janji politik atau kesepakatan terkait rotasi jabatan yang tidak terwujud. Peristiwa ini memicu perdebatan di internal kepolisian mengenai etika dan kepatuhan seorang perwira terhadap pimpinan. Kritikus berpendapat bahwa tindakan tersebut dapat meruntuhkan wibawa institusi dan mengindikasikan adanya pengaruh janji-janji politik dalam penentuan posisi strategis di tubuh Polri.
Analisis yang muncul dari kejadian ini mempertanyakan loyalitas seorang perwira: apakah loyalitas itu ditujukan kepada institusi dan pimpinan, atau lebih kepada kepentingan pribadi dan kekuasaan. Jargon "Ksatria Bhayangkara" dianggap kehilangan makna jika dihadapkan pada insiden seperti ini, yang seharusnya tidak terjadi pada pejabat sekelasnya.
Hingga saat ini, belum ada keterangan resmi dari pihak kepolisian terkait insiden tersebut. Namun, isu ini menimbulkan pertanyaan besar di kalangan publik mengenai transparansi dan profesionalisme dalam penempatan jabatan di tubuh Polri. Peristiwa ini menjadi cerminan bahwa dinamika politik dan perebutan pengaruh di dalam institusi kepolisian masih menjadi tantangan yang perlu dihadapi oleh pimpinan. (*)
Penulis: Fim
Jumat, 8/8/2025
Sumber:
https://x.com/MurtadhaOne1/status/1953699990922309821?t=gfk79Z79qTfrZCcGtewHxw&s=19
____
No comments:
Post a Comment