Pengajian Sabtu pagi (9/8/2025) di Masjid Al-Ishlah Al-Irsyad Kota Pasuruan yang disampaikan oleh Ustadz Nur Adi (DDII Pasuruan) membahas delapan peristiwa penting yang menjadi persiapan mental dan fisik Rasulullah SAW sebelum menerima wahyu dari Allah SWT. Peristiwa-peristiwa ini membentuk karakter dan kepribadian beliau untuk mengemban tugas berat sebagai pemimpin umat.
*1. Peristiwa Pembelahan Dada (Syak al-Sadr)*
Peristiwa ini terjadi saat Rasulullah masih dalam usia anak-anak. Malaikat Jibril membelah dada beliau dan membersihkan hatinya. Peristiwa ini dipandang bukan sebagai simbolis, melainkan peristiwa fisik yang benar-benar terjadi. Menurut Ustadz Nur Adi, peristiwa ini menjadi kunci untuk membersihkan hati Nabi dari segala pengaruh jahiliah, sehingga siap menerima tugas kenabian dengan keikhlasan. Peristiwa ini juga menjadi bukti bahwa hati yang bersih adalah modal utama dalam menjalankan amanah Allah.
*2. Kehilangan Orang Tua dan Kakek*
Secara berurutan, Rasulullah SAW kehilangan ayah, ibu, dan kakeknya.
* *Ayah (Abdullah bin Abdul Muthalib):* Meninggal saat beliau masih dalam kandungan.
* *Ibu (Aminah binti Wahb):* Meninggal saat beliau berusia 6 tahun.
* *Kakek (Abdul Muthalib):* Meninggal saat beliau berusia 8 tahun.
Menurut Ustadz Nur Adi, skenario ini adalah rencana terbaik dari Allah SWT agar Nabi Muhammad SAW hanya bergantung dan berharap kepada-Nya, bukan kepada orang tua atau wali. Hal ini juga membentuk kepribadian yang mandiri dan kuat sejak dini. Peristiwa ini mengajarkan bahwa iman bukanlah warisan dan doa orang tua menjadi kekuatan terbesar saat tidak bisa membersamai anak-anaknya.
*3. Diasuh oleh Paman Abu Thalib*
Setelah kakeknya wafat, Rasulullah diasuh oleh pamannya, Abu Thalib. Dalam masa ini, beliau mendapatkan perlindungan dan dukungan, meskipun Abu Thalib baru meninggal pada tahun ke-10 kenabian. Di masa ini, Rasulullah juga mulai berinteraksi dengan berbagai tokoh dan belajar strategi sosiopolitik dari lingkungan pamannya.
*4. Bekerja sebagai Penggembala Kambing (Al-Ghannam)*
Rasulullah SAW pernah menjadi penggembala kambing. Ustadz Nur Adi menekankan bahwa Allah SWT mengutus setiap nabi untuk pernah menjadi penggembala. Pekerjaan ini melatih tanggung jawab, kesabaran, dan kemampuan mengelola sebuah kelompok.
*5. Bekerja sebagai Pedagang (Al-Tijarah)*
Peristiwa lain yang tak kalah penting adalah pengalaman beliau sebagai pedagang. Perdagangan mengajarkan Rasulullah untuk berinteraksi dengan berbagai kalangan, memahami dinamika ekonomi, dan membangun kepercayaan.
*6. Perang Fijar (Harb al-Fijar)*
Perang Fijar adalah konflik yang terjadi karena pelanggaran terhadap bulan haram. Rasulullah, saat berusia sekitar 20 tahun, menyaksikan peristiwa ini. Meski tidak terlibat langsung dalam pertempuran, pengalaman ini membentuk kepedulian beliau terhadap keadilan.
*7. Komitmen dalam Hilf al-Fudhul*
Pasca Perang Fijar, Rasulullah SAW bergabung dengan sebuah aliansi yang disebut *Hilf al-Fudhul*. Ini adalah komitmen untuk membela orang-orang yang terdholimi, yang digagas oleh Abdullah bin Jad'an dan diikuti oleh para pemuka Quraisy. Pengalaman ini mengukuhkan integritas dan komitmen beliau pada keadilan sosial.
*8. Pernikahan dengan Khadijah*
Peristiwa pernikahan dengan Siti Khadijah menjadi momen penting yang memberikan dukungan emosional dan materiil bagi Rasulullah SAW. Khadijah adalah sosok yang sangat mendukung misi kenabian beliau.
Secara ringkas, semua peristiwa tersebut adalah skenario Allah untuk membentuk kepribadian Nabi Muhammad yang mandiri, berintegritas, ikhlas, dan siap menjalankan tugas berat sebagai pemimpin umat. (*)
Penulis: Firnas Muttaqin
Sabtu, 9/8/2025
https://persisbangil.sch.id/blog/persiapan-kenabian-rasulullah/
____
No comments:
Post a Comment