Membongkar Kisah "Perempuan Peradaban": Inspirasi dari Masa Lalu untuk Masa Kini
Oleh FIRNAS, Garengpetruk.com, Pasuruan
Di tengah hiruk pikuk perdebatan tentang peran perempuan di era modern, sebuah buku berjudul "Kisah-Kisah Perempuan Peradaban" hadir menawarkan oase inspirasi dari masa lalu. Buku ini, yang baru saja diluncurkan, memuat lebih dari 30 kisah perempuan hebat dari berbagai zaman, mulai dari Siti Hawa, para Sahabiyah, hingga tokoh kontemporer seperti RA Kartini dan Nyai Ahmad Dahlan.
Dalam acara bedah buku yang hangat, Ibu Esti Handayani, S.Pd dari Majelis Taklim Arafah, Solo, berbagi kisah inspiratif tentang idolanya: RA Kartini. "Saya mengidolakan seperti yang diidolakan ibu saya, yaitu Ibu RA Kartini," ujar Ibu Esti. Ia menjelaskan bahwa ibunya, yang kini berusia 89 tahun, sering menyanyikan lagu tentang Kartini, menumbuhkan kekaguman pada sosok pejuang emansipasi wanita tersebut.
"Dari Ibu Kartini itu kan digambarkan atau dibayangkan bahwa dari zaman dulu itu wanita-wanita kita tuh wanita yang terbelakang. Nah, berkat dedikasi atau kemampuan atau loyalitas pada Ibu Kartini itu akhirnya kita bisa bangkit seperti ini, kita bisa setara dengan laki-laki," pungkasnya, disambut tepuk tangan meriah.
Memahami Karakteristik Perempuan Melalui Kisah Para Tokoh
Salah satu pendakwah, Ustaz Ahmad, menyoroti tujuan utama buku ini. "Dari 30 lebih karakter ini, kan beda-beda. Nah, buku ini bertujuan supaya kita, misalkan mau itu perempuan atau laki-laki, dari buku ini kita bisa mencocokkan, 'Sepertinya saya ini karakternya cocok di mana?'" jelasnya. Hal ini dikarenakan setiap tokoh perempuan memiliki karakteristik dan sifat yang beragam, yang dapat membantu pembaca menemukan role model yang tepat.
Ustaz Ahmad kemudian mencontohkan beberapa wanita paling sempurna yang disebut Nabi Muhammad SAW, yaitu Asiah, Maryam, Khadijah, Fatimah, dan Aisyah. Menariknya, kisah mereka membuktikan bahwa kesempurnaan seorang wanita tidak bergantung pada status pernikahan atau kondisi suami.
Asiah, istri Firaun yang zalim, tetap mampu menjadi wanita yang luar biasa salehah di sisi Allah. "Ini menjadi bukti, menjadi hujah, bahwa ibunda Asiah yang suaminya saja Firaun, beliau tetap bisa menjadi seorang wanita yang luar biasa di sisi Allah SWT," tegas Ustaz Ahmad.
Maryam, seorang single mother yang membesarkan Nabi Isa AS, menunjukkan bahwa status lajang bukanlah penghalang untuk mendekatkan diri kepada Allah.
Khadijah, istri pertama Nabi Muhammad SAW, yang sempat menjanda dua kali sebelum menikah dengan Nabi, menunjukkan kontribusi luar biasa dalam dakwah.
Fatimah, putri Nabi Muhammad SAW, yang hidup dalam kesederhanaan dan kesulitan, tetap menjadi teladan kesabaran.
Aisyah, istri Nabi Muhammad SAW, yang diuji dengan tidak memiliki keturunan, namun menjadi periwayat hadis terbanyak dan mendidik banyak ulama.
Kisah-kisah ini menegaskan bahwa tidak ada batasan bagi perempuan untuk menjadi hamba terbaik di mata Allah, terlepas dari segala ujian hidup.
Islam dan Pembebasan Perempuan: Melawan Narasi Patriarki dan Feminisme
Ustaz Salim, penulis buku "Kisah-Kisah Perempuan Peradaban," menjelaskan inspirasi di balik karyanya.
"Dewasa ini, di sekitar kita itu muncul kembali berbagai macam pemikiran, ideologi, dan lain sebagainya yang kemudian men-challenge di dalam sikap terhadap perempuan," ujarnya.
Ia merujuk pada pandangan patriarki modern yang ingin mengembalikan peran wanita hanya sebatas "dapur, sumur, kasur," serta ide-ide progresif feminisme.
Padahal, menurut Ustaz Salim, semua pertanyaan dan tantangan tersebut telah dijawab oleh Islam. "Islam itu risalah pembebasan perempuan," tegasnya, mengutip disertasi seorang ulama.
Dengan datangnya Islam, posisi perempuan diangkat menjadi setara dengan laki-laki di hadapan syariat, Allah, dan dalam kesempatan meraih keutamaan.
Ia menekankan bahwa perempuan memiliki kekhususan dan keistimewaan yang tidak bisa digantikan oleh laki-laki, yaitu hamil, melahirkan, dan menyusui.
Inilah mengapa surga berada di bawah telapak kaki ibu, dan berbakti kepada ibu adalah prioritas utama.
Ustaz Salim juga mengutip contoh-contoh Sahabiyah yang memiliki kiprah luar biasa dalam peradaban, seperti:
Nusaibah binti Ka'ab, seorang mujahidah yang berani bertempur di medan perang untuk melindungi Nabi Muhammad SAW.
Asyifa binti Abdillah Al-Adawiyah (seorang dokter dan kemudian diangkat menjadi Menteri Perdagangan di masa Umar bin Khattab) dan Rufaidah Al-Aslamiyah (seorang perawat), yang menunjukkan dedikasi tinggi dalam bidang medis dan sosial.
Asyifa, khususnya, bahkan mampu mengawasi pasar di seluruh kekhalifahan Umar bin Khattab yang luas, memastikan tidak ada kecurangan dan perdagangan berjalan lancar.
Kisah-kisah ini adalah bukti bahwa perempuan, dengan fitrah dan tabiatnya, dapat berkiprah dan berkontribusi secara maksimal untuk umat dan peradaban. Buku "Kisah-Kisah Perempuan Peradaban" diharapkan dapat menjadi panduan bagi perempuan masa kini untuk menemukan potensi terbaik mereka tanpa kehilangan identitas keislaman. (*)
No comments:
Post a Comment