Monday, May 19, 2025

KEDAULATAN LAUT PASURUAN

*Pasuruan Bergelut dengan Kedaulatan Laut: Antara Perjuangan Nelayan dan Harapan Ekonomi Maritim*

Penulis: FIRNAS, garengpetruk.com, biro Pasuruan

Pasuruan, Jawa Timur - Laut Pasuruan yang kaya raya telah lama menjadi sumber kehidupan bagi ribuan nelayan. Namun, di balik potensi besar itu, mereka menghadapi tantangan berat yang mengancam keberlangsungan hidup dan kedaulatan mereka atas laut. Perjuangan nelayan di sini bukan hanya tentang mencari ikan, tetapi juga tentang mempertahankan hak untuk hidup dan berkembang di tengah berbagai kesulitan.

Ombak dan Batas Wilayah: Ancaman Ganda di Laut Pasuruan

Setiap hari, nelayan Pasuruan bertaruh nyawa melawan ganasnya ombak, terutama saat malam hari dan musim hujan. Gelombang tinggi menjadi musuh alami yang harus dihadapi dengan keberanian dan kehati-hatian. Namun, tantangan mereka tidak berhenti di situ. "Kami berjuang melawan ombak besar, tetapi kami juga berharap kedaulatan kami atas laut dan hasil tangkapan dihargai," ungkap seorang nelayan setempat, menyuarakan keresahan yang dirasakan banyak orang. 

Persaingan dengan nelayan dari luar daerah, bahkan dari negara lain, yang mengeksploitasi kekayaan laut Indonesia, menjadi ancaman serius bagi nelayan lokal. Perlindungan terhadap hak-hak mereka menjadi isu krusial. Jika kedaulatan laut tidak ditegakkan, nelayan lokal akan semakin terpinggirkan dan kehilangan mata pencaharian.

Infrastruktur Terabaikan, Ekonomi Terhambat

Selain faktor alam, masalah infrastruktur menjadi penghalang besar bagi kesejahteraan nelayan. Pelabuhan yang tidak memadai, kapal-kapal yang rusak, dan Tempat Pelelangan Ikan (TPI) yang tidak berfungsi optimal, membuat nelayan kesulitan mendapatkan hasil maksimal dari laut. TPI yang mati membuat mereka terpaksa menjual ikan ke tengkulak dengan harga rendah, jauh di bawah harga pasar. Ini bukan hanya masalah ekonomi, tetapi juga masalah kedaulatan ekonomi.

"Jika TPI aktif, kami bisa mendapatkan harga yang lebih baik untuk ikan kami. Ini akan sangat membantu meningkatkan kesejahteraan kami," kata seorang nelayan penuh harap.

Mengaktifkan kembali TPI adalah langkah penting untuk memastikan harga jual ikan yang adil, baik bagi nelayan maupun konsumen, sekaligus memperkuat perekonomian lokal.
Pelabuhan Pasuruan yang belum berfungsi maksimal juga menjadi persoalan serius. Banyak kapal rusak yang terbengkalai dan akses yang terbatas menyulitkan nelayan untuk keluar masuk pelabuhan. Mereka mendesak pemerintah untuk segera membenahi pelabuhan agar Pasuruan dapat berkembang menjadi pusat ekonomi maritim yang kuat.

"Kami berharap pelabuhan Pasuruan bisa menjadi pusat ekonomi yang tidak hanya mendukung nelayan lokal, tetapi juga perdagangan antar pulau," ujar seorang nelayan. 

Pelabuhan yang lebih baik akan membuka akses ke pasar yang lebih luas, baik domestik maupun internasional, meningkatkan kesejahteraan nelayan, dan memperkuat kedaulatan ekonomi mereka.

Menjaga Laut untuk Masa Depan

Kedaulatan laut bukan hanya tentang memanfaatkan sumber daya alam secara adil, tetapi juga tentang menjaga keberlanjutannya. Eksploitasi berlebihan dan kerusakan lingkungan mengancam kekayaan laut Pasuruan. Oleh karena itu, konservasi dan perlindungan laut harus menjadi prioritas utama, seiring dengan perbaikan infrastruktur dan peningkatan akses pasar.

Harapan di Tengah Tantangan

Di tengah semua tantangan ini, nelayan Pasuruan tetap memiliki harapan. Mereka percaya bahwa dengan perhatian serius dari pemerintah dan pihak terkait, kedaulatan mereka atas laut dan hasil tangkapan dapat terwujud. Pengaktifan kembali TPI, pembenahan pelabuhan, dan upaya perlindungan laut adalah langkah-langkah penting menuju masa depan yang lebih cerah.
"Harapan kami adalah agar Pasuruan menjadi pusat ekonomi maritim yang kuat, yang menguntungkan tidak hanya nelayan lokal, tetapi juga seluruh masyarakat," kata seorang nelayan dengan optimisme. Kedaulatan laut yang kuat, infrastruktur yang memadai, dan perlindungan terhadap hak-hak nelayan adalah kunci untuk mencapai kesejahteraan masyarakat pesisir Pasuruan.

Pelabuhan Lekok: Jantung Maritim Pasuruan

Sebagai negara maritim terbesar di dunia, Indonesia memiliki potensi kelautan dan perikanan yang luar biasa. Pemanfaatan potensi ini secara berkelanjutan sangat bergantung pada peran pelabuhan dan pengelolaan sumber daya kelautan yang efektif. Pelabuhan Lekok Pasuruan adalah salah satu pelabuhan strategis yang terletak di pesisir Jawa Timur.
Instalasi Pelabuhan dan Pengelolaan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan (IP2SKP) Lekok memegang peranan penting dalam pengembangan infrastruktur, pengelolaan sumber daya, dan pelayanan di pelabuhan. Kamelia Wulandari dalam tulisannya di Kompasiana (6 Juni 2023) menulis:  Pada tanggal 7 April 2023, mengunjungi IP2SKP Lekok dan berkesempatan untuk mewawancarai Bapak Khoirus Sholeh, S.Pi., M.M., pimpinan IP2SKP Lekok, yang telah mengabdikan diri selama 23 tahun di dunia kepelabuhanan.
Dalam wawancara tersebut, Bapak Khoirus Sholeh menekankan pentingnya Pelabuhan Lekok Pasuruan sebagai titik strategis dalam geopolitik Indonesia. Pelabuhan ini menjadi pusat kegiatan pemerintahan dan bisnis perikanan, tempat kapal perikanan bersandar, berlabuh, dan membongkar muatan ikan, dilengkapi dengan fasilitas keselamatan pelayaran dan penunjang perikanan. Peningkatan kapasitas dan efisiensi pelabuhan ini akan mendukung keberlanjutan sumber daya kelautan dan memperkuat peran Indonesia di kancah internasional.
Tantangan dan Dialog dalam Pembangunan Pelabuhan
Bapak Khoirus Sholeh mengakui bahwa pembangunan dan pengelolaan pelabuhan tidak selalu berjalan mulus. "Selama bekerja di sini, pasti ada tantangan tersendiri yang pernah saya alami. Hal itu sudah sangat pasti terjadi karena di setiap pelaksanaan kebijakan pemerintahan ketika diimplementasikan dalam masyarakat banyak sekali masalahnya," ujarnya, mengenang peristiwa pembakaran kantor pelabuhan pada tahun 2010 akibat ketidakpuasan masyarakat. 
Untuk mengatasi ketegangan yang mungkin timbul, beliau menekankan pentingnya dialog yang inklusif dan partisipasi aktif masyarakat dalam proses pengambilan keputusan. "Sebagai pejabat di pemerintahan, yang kami lakukan untuk mengatasi masalah ini adalah dengan cara mengemong atau istilahnya memberikan pemahaman melalui sosialisasi, dengan tujuan masyarakat dapat memahami dan mengerti peraturan-peraturan yang berlaku di pelabuhan," jelasnya. 

Peraturan dan Keberlanjutan

Diskusi juga menyentuh Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan (PermenKP) No. 8 Tahun 2012 tentang pengelolaan sumber daya kelautan dan perikanan. Pimpinan IP2SKP Lekok Pasuruan menyoroti pentingnya kepatuhan terhadap peraturan tersebut untuk menjaga keberlanjutan sumber daya kelautan dan perikanan, menjaga keseimbangan ekosistem di wilayah pelabuhan, dan mengurangi konflik.
"Kepada masyarakat, kami juga menegaskan adanya peraturan khusus yang mengatur pelabuhan perikanan yaitu PermenKP No. 8 Tahun 2012 yang berkaitan dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) pengelolaan sumber daya kelautan dan perikanan," katanya.

IP2SKP Lekok Pasuruan memastikan pelaksanaan kebijakan sesuai dengan peraturan, meningkatkan koordinasi antar berbagai tingkatan pemerintahan, dan meminimalisir potensi konflik.

Sinergi untuk Kedaulatan Maritim
Wawancara ini menegaskan pentingnya wawasan nusantara dalam memahami peran pelabuhan dan pengelolaan sumber daya kelautan sebagai elemen geopolitik Indonesia. Pelabuhan Lekok Pasuruan menjadi contoh bagaimana pengembangan pelabuhan dan pengelolaan sumber daya kelautan harus dilakukan secara sinergis. Dialog yang inklusif, partisipasi aktif masyarakat, dan kepatuhan terhadap peraturan adalah kunci untuk memanfaatkan potensi maritim Indonesia secara berkelanjutan dan memperkuat kedaulatan negara dalam konteks global. (*)

Senin  19 Mei 2025

No comments: