Saturday, May 31, 2025

KEUTAMAAN 10 HARI DIAWAL DZULHIJJAH

Sepuluh Hari Pertama Zulhijah: Memupuk Iman dan Melatih Diri Menuju Kesempurnaan
(Ceramah Ustadz Adi Hidayat)

Oleh FIRNAS.

Umat Islam kini memasuki hari-hari istimewa di awal bulan Zulhijah 1446 Hijriah, sebuah periode yang disebut oleh Rasulullah ﷺ sebagai waktu di mana amal saleh sangat dicintai oleh Allah SWT. Sebuah pengajian Ust Adi Hidayat terbaru menyoroti keutamaan sepuluh hari pertama bulan suci ini, serta relevansinya dalam perjalanan spiritual seorang Muslim.

---

Amal Saleh di Awal Zulhijah Mengungguli Jihad Fisabilillah

Ustadz Adi Hidayat menjelaskan hadis riwayat Abdullah bin Abbas yang menyatakan bahwa tidak ada hari-hari dalam setahun yang amal saleh di dalamnya lebih dicintai Allah dibandingkan sepuluh hari pertama bulan Zulhijah. Bahkan, keutamaan beramal di hari-hari ini mengungguli jihad di jalan Allah, kecuali bagi mereka yang berjuang dengan jiwa dan harta hingga gugur syahid tanpa kembali.

Keistimewaan ini, menurut para ulama, adalah motivasi bagi setiap Muslim untuk meningkatkan ibadah dan perbuatan mulia. Baik melalui ibadah fisik seperti salat dan membaca Al-Quran, berinfak dengan harta, atau beramal saleh dengan ilmu dan pikiran, semuanya memiliki nilai yang berlipat ganda di periode ini.

---

Dzulhijah: Penyempurna Latihan Ramadan dan Transformasi Diri

Salah satu manfaat utama dari sepuluh hari Dzulhijah adalah sebagai penyempurna pelatihan spiritual selama Ramadan. Periode ini membantu melengkapi kekurangan dan melahirkan pribadi yang lebih paripurna kebaikannya.

Ustadz Adi Hidayat (UAH) menekankan bahwa ibadah di bulan ini, termasuk puasa Arafah (tanggal 9 Dzulhijah) dan kurban, memiliki tujuan transformatif. Puasa Arafah, misalnya, dapat menggugurkan dosa setahun yang telah berlalu, mirip dengan puncak haji di Arafah. Bagi mereka yang belum berkesempatan haji, puasa Arafah adalah cara untuk merefleksikan diri, mengenali kekurangan, dan membangun kesalehan (*birr*) dalam diri, yang kemudian akan melekat sebagai karakter *mabrur*.

Demikian pula dengan ibadah kurban. Melalui kurban, seorang Muslim didorong untuk membuang "sifat hewani" yang buruk dan memunculkan "sifat insani" yang mulia. Proses ini pada akhirnya melahirkan manusia yang lebih dekat kepada Allah dan lebih banyak berbuat kebaikan, yang merupakan intisari dari takwa.

---

*Takwa di Segala Lini Kehidupan*

UAH berharap bahwa transformasi ini akan melahirkan individu-individu yang terbaik dalam setiap peran mereka: pejabat yang jujur dan antikorupsi, ustaz dan kiai yang berilmu dan berakhlak, pengusaha yang adil, serta orang tua dan anak yang saleh. Harapannya, semangat Dzulhijah ini dapat menjadikan seluruh Muslim di Indonesia menjadi pribadi yang lebih baik untuk diri sendiri, keluarga, masyarakat, bangsa, dan negara.

Video 

https://youtu.be/MwIWf0ZW76k?si=lXjtD9ZkE55Mlgf9

Selamat menonton

No comments: